Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Membahayakan, Dinas KPKP DKI Akan Minta Anies-Sandi Pertimbangkan Kembali soal Delman di Monas

Kompas.com - 22/11/2017, 09:00 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Darjamuni mengatakan, aktivitas delman di kawasan Monas sebelumnya dilarang karena ditemukan penyakit dari kotoran kuda.

Darjamuni mengatakan, jika delman kembali diperbolehkan beroperasi di Monas, maka pengawasan terhadap tempat pembuangan kotoran kuda harus diperketat. Selain itu, kesehatan kuda delman juga harus terus dikontrol. 

"Yang pasti kotorannya enggak boleh ke mana-mana karena itu sumber pencemarannya. Kalau kotoran dalam arti fesesnya tadi gampang ditangani, tapi untuk urinenya kan harus ada penanganan khusus, selain bau tapi penyebaran penyakit," ujar Darjamuni saat ditemui Kompas.com di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (21/11/2017).

Namun, jika kehadiran delman kembali ke Monas lebih banyak mendatangkan kerugian atau membahayakan, Dinas KPKP akan meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menimbang lagi rencana tersebut.

Baca juga : Akhir Hidup Kuda Delman yang Patah Tulang Kaki di Sarinah...

"Tapi ini kan baru wacana dan kita akan kaji bersama. Lihat untung ruginya, kalau memang bisa kita atasi semua kenapa tidak. Kalau misalnya banyak bahayanya kita akan minta pertimbangan," ujar Darjamuni.

Suasana di pintu Monumen Nasional (Monas) sekitar Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (10/4/2016). Sejak Sabtu (9/4/2016) lalu, delman dilarang beroperasi di seluruh kawasan Monas.Dian Ardiahanni/Kompas.com Suasana di pintu Monumen Nasional (Monas) sekitar Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (10/4/2016). Sejak Sabtu (9/4/2016) lalu, delman dilarang beroperasi di seluruh kawasan Monas.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno ingin menghadirkan kembali wisata delman di Ibu Kota. Sandiaga ingin menata delman sehingga menjadi salah satu daya tarik wisata di Jakarta. Oleh karena itu, dia berencana mengizinkan kembali delman beroperasi di kawasan Monas, Jakarta Pusat.

"Kami ingin (delman) ditata dengan baik sebagai salah satu daya tarik wisata. Kalau di New York atau kota-kota besar, di Kansas City juga saya pernah lihat, justru delman ini dipercantik dan dijadikan sarana sebagai kemudahan para turis," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (20/11/2017).

Baca juga : Mekanisme Pemanfaatan Kembali Delman Tunggu Hasil Rapat SKPD

Hal ini berbanding terbalik dengan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta semasa kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Kala itu, Ahok melarang delman beroperasi di Monas lantaran ditemukan banyak kuda yang menderita penyakit. Apabila dibiarkan, hal itu bisa membahayakan warga.

"Dari 30 ekor (kuda) lebih, 28 ekor (kuda) mengandung penyakit yang bisa mematikan manusia. Ya, takut dong saya karena ada virus," kata Ahok, medio Maret 2016.

Kuda delman terluka di Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (19/11/2017).Instagram @jktinfo Kuda delman terluka di Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (19/11/2017).

Selain itu, wacana kembalinya delman di Monas juga ditolak oleh Jakarta Animal Aid Network (JAAN). Pendiri JAAN Femke den Haas mengatakan, jalanan di Jakarta sudah tak ramah untuk kuda delman.

Sebelum sampai di Monas, kuda biasanya menempuh perjalanan jauh di antara kendaraan bermotor, serta melewati jalan aspal yang rusak. JAAN khawatir, para pemilik delman selama ini juga tidak memerhatikan kesejahteraan kudanya yang dipaksa bekerja.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com