Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekaman Video Perlihatkan Adanya Praktik Pungli oleh Satpol PP

Kompas.com - 24/11/2017, 17:07 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ombsudman RI merekam oknum Satpol PP yang melakukan pungutan liar (pungli) terhadap pedagang kaki lima (PKL). Rekaman itu menjadi bukti adanya praktik pungli.

Komisioner Ombsudman RI Adrianus Meliala mengatakan, video tersebut dibuat untuk membuktikan pernyataan serta hasil monitoring Ombusdman yang menyebutkan ada oknum Satpol PP terlibat pungli. Namun Ombusdman tidak memberitahukan nama oknum Satpol PP serta lokasi persisna kejadiannya itu di Jakarta.

"Sekedar mengonfirmasi bahwa ada yang bilang Satpol PP yang kami wawancarai pakai baju bohongan. Video ini memperlihatkan kepada pihak yang curiga bahwa kami benar mewawancarai Satpol PP di kantornya," ujar Adrianus saat konfrensi pers terkait dugaan maladministrasi yang dilakukan Satpol PP, di Kantor Ombusdman, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (24/11/2017).

Baca juga : Ombudsman Sebut Pemprov Tak Respons Hasil Monitoring Pungli Satpol PP

Dari video yang ditayangkan, terlihat tiga orang di dalam sebuah ruangan. Seorang laki-laki yang mengenakan seragam Satpol PP, seorang laki-laki lain yang mengenakan kaos, dan seorang perempuan yang merupakan investigator yang menyamar sebagai calon PKL. Perempuan itu pula yang merekam kejadian tersebut.

Investigor Ombusdman menanyakan perihal cara untuk mendapatkan lapak berdagang kepada oknum petugas Satpol PP tersebut. Oknum itu mengatakan bahwa lahan yang diinginkan tidak diizinkan untuk berdagang karena bukan peruntukannya.

"Izinnya mah enggak ada cuma kebijaksanaan aja," ujar oknum petugas tersebut.

Oknum petugas itu kemudian meyakinkan bahwa lahan yang diminta bisa digunakan untuk berjualan. Oknum itu meminta agar tidak menyebut dari mana izin yang didapatkan untuk berdagang di area tersebut.

Oknum petugas itu meyakinkan agar calon PKL yang sebenarnya investigator itu tak perlu khawatir jika nantinya terjadi razia. Sehari sebelum razia, dia akan memberikan informasi.

"Misalkan kalau lagi ditertibin, itu biasanya berapa... sering enggak Pak? Nanti dikasih tau kan Pak ya?" tanya investigator yang menyamar itu.

"Nanti saya telepon saja. Nanti si suaminya saya temuin orangnya, gimana-gimana itu. Lokasinya (penertiban) saya kasih tahulah..iya iya," kata oknum Satpol PP.

Baca juga : Satpol PP Pasang Mata-mata untuk Tindak Lanjuti Temuan Ombudsman

Koordinator Investigasi Ombusdman RI, Nyoto Budianto mengatakan cukup sulit bagi pihaknya menemui langsung oknum Satpol PP tersebut. Soalnya, sangat jarang transaksi langsung dilakukan oleh Satpol PP dan PKL. Biasanya transaksi dilakukan oleh preman yang menjadi penghubung antara Satpol PP dan PKL.

"Sebisa mungkin antara Satpol PP dan PKL tidak saling berhubungan," ujar Nyoto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com