Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Tindakan Konyol Para Penerobos Jalur Busway

Kompas.com - 13/12/2017, 14:58 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain sangat berbahaya, tindakan menerobos lintasan busway  di Jakarta juga biasanya berujung pada terganggung kelancaran arus lalu lintas.

Busway  merupakan jalur khusus bus-bus transjakarta. Busway dengan bus-bus transjakartanya dirancang sebagai moda transportasi massal. Program itu merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota.

Untuk mendukung program tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mengeluarkan kebijakan sterilisasi busway. Selain bus transjakarta, berbagai jenis kendaraan lain tidak boleh masuk jalur, bahkan dihadang masuk. Dalam keadaan darurat memang ada beberapa kendaraan yang bisa melintasi busway,  misalnya ambulans, pemadam kebakaran, dan kendaraan pejabat berpelat RI.

Pemprov DKI bekerjasama dengan kepolisian untuk melakukan penindakan terhadap para pengendara yang nekat terobos lintasan busway. Jumlah denda yang harus dibayar oleh pelanggar maksimal Rp 500.000. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

PT Transjakarta, sebagai pengelola bus-bus transjakarta, juga menempatkan sejumlah petugas di sejumlah lokasi agar busway tetap steril.

Walau ada acaman hukuman seperti itu serta ada petugas yang berjaga, dalam kenyataannya masih banyak pengguna jalan yang menerobos jalur khusus itu.

Sejumlah Contoh

Selasa (12/12/2017) kemarin misalnya, seorang pengendara sepeda motor bernomor polisi B 4246 TCP terjepit di antara badan bus transjakarta dan pagar setelah menerobos busway di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan.

Jalur busway didesain seukuran lebar badan bus transjakarta. Ketika sepeda motor mencoba masuk dan menyalip bus transjakarta di dalam jalur busway, tindakan itu sangat berbahaya karena bisa terjepit badan bus transjakarta seperti pada kasus di Warung Buncit itu.

Walau pengendara sepeda motor kemarin itu tidak cedera, peristiwa yang terjadi pukul 06.30 WIB itu membuat arus lalu lintas bus transjakarta tersendat. Ketersendatan itu membuat ratusan orang mungkin terlambat sampai ke tempat tujuannya.

Bulan lalu, pedangdut Dewi Perssik juga menerobos jalur busway di kawasan Pejaten, persisnya di depan mal Pejaten Village, Jakarta Selatan. Saat itu, pada 25 November 2017, Dewi beralasan bahwa dia terburu-buru mengantarkan asistennya yang sedang sakit menuju klinik atau rumah sakit terdekat. Dewi menerobos jalur busway dan beralasan sudah mendapatkan izin bahkan pengawalan dari kepolisian.

Petugas transjakarta yang sedang melakukan penjagaan di palang pintu perlintasan tak mengizinkan mobil Dewi masuk jalur. Petugas dan Dewi pun terlibat cekcok. Percekcokan mereka menjadi tontonan warga sekitar, bahkan ada yang merekam dan mengunggahnya ke media sosial.

Permasalahan tersebut hingga saat ini berlanjut. Petugas transjakarta melaporkan Dewi ke polisi. Sebaliknya, Dewi juga melapor petugas itu.

Baca juga : Polda Metro: Dari Saksi, Tidak Ada Polisi yang Kawal Dewi Perssik di Jalur Busway

Di beberapa koridor busway, biasanya juga ada personel polisi yang melakukan penindakan terhadap pengendara yang melakukan pelanggaran dengan masuk ke jalur busway.

Pemandangan unik biasanya terjadi ketika para pengendara sepeda motor yang memasuki jalur busway bergotong royong mengangkat sepeda motor mereka melewati pembatas agar berpindah ke jalur reguler.

Halaman:



Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com