Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Berjualan di Jalan, PKL Tanah Abang Keluhkan Penurunan Pendapatan

Kompas.com - 22/12/2017, 16:53 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang kaki lima mengeluhkan penurunan pendapatan ketika mulai berjualan di Jalan Jatibaru Raya, Jakarta Pusat. Sebanyak 400 PKL Tanah Abang diperbolehkan berjualan di Jalan Jatibaru Raya, mulai Jumat (22/12/2017) pukul 08.00-18.00 WIB.

Alex, salah seorang pedagang pakaian yang sebelumnya berjualan di atas trotoar kawasan Stasiun Tanah Abang mengatakan pendapatannya menurun, padahal dirinya sudah memulai berjualan sejak pukul 08.00 WIB.

"Biasanya di tempat sebelumnya jam segini sudah kantongi Rp 5 jutaan, ini baru dapat Rp 1 juta," kata Alex kepada Kompas.com, Jumat (22/12/2017).

Senada dengan Alex, Agus yang merupakan PKL pakaian wanita mengatakan, pelanggannya kesulitan mencari lapaknya kini.

Baca juga: PKL Tanah Abang Berjualan di Jalan, Trotoar Jadi Tempat Parkir Motor

Ratusan tenda mulai dipasang di depan Stasiun Tanah Abang, Jumat (22/12/2017).Kompas.com/David Oliver Purba Ratusan tenda mulai dipasang di depan Stasiun Tanah Abang, Jumat (22/12/2017).
"Langganan belum pada tahu kalau saya pindah, jadi sepi nih," kata Agus.

Agus mengatakan, biasanya dirinya bisa mengantongi pendapatan mencapai Rp 4 juta. Namun, hari ini dirinya baru mendapat Rp 500.000.

Baca juga: Sejumlah PKL Tanah Abang Ngotot Berdagang di Trotoar walau Ditertibkan

"Mungkin karena hari pertama, biasanya (pendapatan) enggak kurang dari Rp 4 juta," tutur Agus.

Salah seorang pengunjung, Destri sengaja melihat PKL yang sudah ditata di Jalan Jatibaru Raya. Hanya saja, menurut dia, harga yang diberikan para pedagang tidak jauh berbeda dengan harga yang ditawarkan para pedagang di dalam Pasar Tanah Abang.

"Bedanya sedikit, lebih enak belanja di sana (dalam Pasar Tanah Abang) adem, di sini panas," kata Desri.

Kompas TV Pemprov DKI sudah memberlakukan penataan Tanah Abang mulai 22 Desember 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com