Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendamping OK OCE Digaji Rp 3,6 Juta Per Bulan Plus Dana Operasional

Kompas.com - 09/01/2018, 17:05 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta Irwandi mengatakan, pendamping program OK OCE bisa mendapatkan dana Rp 9 juta per bulan.

Pendamping program OK OCE bertugas untuk mengurus administrasi para peserta pelatihan kewirausahaan tersebut. Suku Dinas UMKM di tiap wilayah telah merekrut empat orang pendamping untuk setiap kecamatan.

Irwandi menyampaikan, Rp 9 juta itu bukan hanya gaji pokok para pendamping tetapi juga biaya operasional.

"Gaji UMP Rp 3,6 juta. Kan itu ada (biaya) transport, fotokopi, ada ATK (alat tulis kantor), kalau dijumlahin jadi Rp 9 juta," ujar Irwandi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa (9/1/2018).

Biaya operasional juga digunakan konsumsi saat pendamping yang bersangkutan mengundang para peserta pelatihan OK OCE.

Baca juga : Apa yang Diuntungkan dari OK OCE? Bunga Modalnya Aja 13 Persen

Irwandi menyampaikan, setiap bulannya, para pendamping OK OCE harus membuat rencana kebutuhan untuk mengurus administrasi. Rencana kebutuhan itu harus disetujui oleh Kepala Suku Dinas UMKM di tiap wilayah sebelum dananya dicairkan.

"Tergantung keperluan si pendamping. Enggak bisa ambil sembarangan. Jadi, sebulan udah ada budget-nya, enggak boleh lebih, maksimal Rp 9 juta. Kalau enggak sampai Rp 9 juta juga enggak apa-apa, buat bulan besok," kata dia.

Baca juga : OK OCE Ini Pelatihan Paling Aneh, Ini Pelatihan Cuap-cuap...

Para pendamping itu juga wajib membuat laporan pertanggungjawaban untuk setiap biaya operasional yang digunakan. Menurut Irwandi, Suku Dinas UMKM telah melakukan perekrutan terbuka untuk pendamping OK OCE.

Syarat menjadi pendamping yakni pendidikan minimal D-3, ber-KTP DKI, berkelakukan baik, dan syarat-syarat lainnya.

Irwandi menjelaskan, pendamping OK OCE bertugas untuk mengurus semua keperluan administrasi yang menunjang pelatihan semua peserta di tiap kecamatan. Mereka juga adalah orang-orang yang mencari peserta pelatihan tersebut.

Baca juga : Malam Tahun Baru, Anies Hampiri Penjual Kopi Keliling dan Ajak Gabung OK OCE

"Tugasnya menjaring peserta, terus monitor si ini udah dilatih, terus dia manggilin peserta saat kami mau pelatihan lagi," ucap Irwandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com