Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Lebih, Kematian Mahasiswi Esa Unggul Belum Juga Terungkap

Kompas.com - 15/01/2018, 06:51 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa pembunuh mahasiswi Universitas Esa Unggul Tri Ari Yani Puspo Arum (22) masih menjadi teka-teki. Lebih dari satu tahun sudah kasus pembunuhan ini belum juga terungkap.

Arum sendiri ditemukan tewas di indekosnya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 9 Januari 2017 lalu. Arum ditemukan tewas dengan luka tusuk di punggung dan lehernya.

Tak hanya itu beberapa barang pribadi Arum juga dilaporkan hilang. Kendati begitu polisi belum bisa menyimpulkan pembunuhan ini motifnya perampokan.

Polisi sendiri mengaku kesulitan mengungkap kasus ini. Sebab, minimnya saksi dan rusaknya tempat kejadian perkara menjadi kendala tersendiri.

Baca juga : Polisi Kantongi Nama Orang yang Diduga Bunuh Mahasiswi Esa Unggul

"Saksinya enggak ada, TKP-nya rusak, polisi tahu kejadian itu korbannya sudah dipindahkan ke rumah sakit," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat saat itu, AKBP Andi Adnan, kepada Kompas.com, Jumat (24/3/2017).

Dalam kasus ini polisi telah memeriksa belasan orang saksi. Para saksi tersebut diantaranya adalah orang dekat Arum.

Namun, keterangan para saksi itu belum memberi titik terang dalam kasus ini. Tak hanya itu, rekaman kamera CCTV milik tetangga juga tidak memberi petunjuk apa pun. Sebab kamera CCTV tersebut tidak menyorot ke arah tempat indekos Arum.

Baca juga : Menanti Tertangkapnya Pembunuh Mahasiswi Esa Unggul....

Akhirnya, mendekati setahun tewasnya Arum polisi membentuk satuan tugas khusus. Tim itulah yang nantinya difokuskan untuk memecahkan misteri kematian dara berusia 22 tahun itu.

"Kami buat satgas khusus untuk mengungkap kasus Arum. Nanti kami evaluasi kembali dari hasil penyelidikan yang sudah ada," ujar Hengky, Kamis (4/1/2018).

Usai membuat Satgas khusus itu polisi mulai mendapat titik terang. Perkembangan penyidikan terakhir polisi sedang membuat sketsa wajah terduga pelakunya.

"Jadi akan ada tiga (sketsa). Tapi sketsa ini masih terduga pelaku dari keterangan saksi yang saat itu curiga dengan seseorang," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Edy Suranta Sitepu.

Baca juga : Polisi Bentuk Satgas Khusus Ungkap Kematian Mahasiswi Esa Unggul

Edy menambahkan, jika ketiga sketsa tersebut sudah selesai dibuat akan diseleraskan kembali dengan bukti-bukti yang lain. Setelah itu, barulah sketsa tersebut disebar ke masyarakat.

"Jadi nanti yang paling mengarah kepada pelaku yang akan kami sampaikan ke masyarakat. Kami masih kerucutkan lagi. Kalau sketsa dari keterangan WNA (warga negara asing) Nigeria sudah kami buatkan, nah yang akan kami buatkan lagi yang tetangga korban," kata Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com