Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seminggu Setelah Banjir, Masih Ada Warga Pengadegan yang Mengungsi

Kompas.com - 12/02/2018, 11:36 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepekan setelah Ciliwung meluap dan menyebabkan banjir di sejumlah tempat, masih ada warga yang mengungsi di kantor kelurahan Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (12/2/2018) ini.

Juju (62) mengatakan ia tetap bertahan di pengungsian karena ada cucunya yang masih berusia 2 tahun. Dia menyebut kemungkinan masih akan bertahan di kantor kelurahan itu hingga dua hari ke depan.

"Saya bertahan di sini bukan karena betah di pengungsian. Saya mikirin cucu saya, ini masih 2 tahun. Datang ke rumah masih pengap. Paling telat Rabu deh (kembali ke rumah," kata Juju.

Selain Juju, ada keluarga Uti yang mengungsi di ruang pola lantai 2 kantor kelurahan. Uti juga belum bisa pulang ke rumah karena memiliki bayi berusia 8 bulan.

"Rumah sudah enggak terendam, tapi masih pengap. Kasihan bayi saya," kata Uti.

Baca juga : Pemprov DKI Diminta Fokus pada Kesehatan Ibu Hamil dan Anak-anak Korban Banjir

Karpet warna hijau dan abu-abu masih digelar di ruang di lantai 2 itu. Ada empat kasur di sana. Bayi Uti tampak terlelap di salah satu kasur saat sang ibu mandi.

Berbagai pakaian yang dikemas, tas, hingga termos disimpan di atas meja ruangan.

 Di lantai 1 kantor kelurahan juga masih ada satu keluarga yang mengungsi. Di sana, Sri Sulastri (75) tampak duduk sendirian di kursi. Kakinya kirinya tampak diperban. Sri bercerita, kakinya terpentok saat hendak mengungsi pekan lalu.

"Kepentok waktu mau mengungsi, jadi bengkak," kata Sri.

Sri duduk sendiri karena keluarganya sedang membersihkan rumah mereka yang sempat terendam banjir. Dia tidak diizinkan ikut bersih-bersih karena kondisi kakinya itu.

Sri menunggu sendirian sambil menjaga barang-barang milik keluarganya. Ada satu tikar digerai dengan bantal guling di atasnya, boks berisi barang mereka, dan tumpukan beberapa pakaian di atas kursi.

Saat seorang petugas menanyakan apakah dia bisa pindah ke lantai 2, Sri menyebut tidak sanggup menaiki tangga karena kakinya yang terluka.

"Enggak bisa, Pak. Ini aja lagi kerasa nyut-nyutan," ucapnya.

Petugas tersebut mengizinkan Sri tetap berada di lantai 1, asalkan tetap menjaga kebersihan.

Beberapa barang milik warga masih disimpan di teras depan kantor kelurahan. Ada kasur, kulkas, hingga mesin cuci di sana.

Sejumlah warga mulai mengangkut barang-barang mereka yang sempat diselamatkan dan membawanya kembali ke rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com