JAKARTA, KOMPAS.com - Muhamad Jefri alias Abu Umar, seorang tersangka teroris, meninggal dunia beberapa jam setelah ditangkap anggota Densus 88 Antiteror di Indramayu, Jawa Barat, Rabu (7/2/2018) pekan lalu. Kematiannya sempat menjadi misteri karena polisi kompak bungkam saat dikonfirmasi tentang hal tersebut.
Pada Selasa pekan ini, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto angkat bicara dan membenarkan hal tersebut.
"Saya mendengar bahwa ada kasus tersebut, ada penangkapan kemudian meninggal," kata Setyo.
Namun, saat itu ia belum mengetahui penyebabnya.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian juga tidak mau menjawab saat ditanya perihal kematian Jefri ketika dijumpai di Markas Komando Brimob Polri, Kamis kemarin. Saat itu Tito berdalih hujan mulai turun dan akan meninggalkan lokasi konferensi pers.
Serangan jantung
Pada Kamis malam, Setyo akhirnya menggelar konferensi pers mengenai meninggalnya Jefri. Ia didampingi Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal, dokter Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Pol Arif Wahyono, dan Sekretaris Biro Pengamanan Internal Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Kombes Pol Agung Wicaksono.
Setyo menyampaikan, penyebab Jefri meninggal adalah serangan jantung.
"Hasil autopsi berupa surat visum et repertum disimpulkan penyebab kematian almarhum adalah serangan jantung," ujar Setyo.
Baca juga : Densus 88 Tak Langgar Prosedur Terkait Meninggalnya Teroris Indramayu
Usai ditangkap, Jefri dibawa tim Densus 88 untuk menunjukkan lokasi persembunyian temannya. Namun, di perjalanan Jefri mengeluh sesak nafas. Jefri langsung dibawa ke klinik terdekat di Indramayu dan meninggal dunia.
Anggota Densus 88 tidak mengetahui bahwa Jefri mengidap penyakit. Sebab, saat ditangkap, Jefri juga tidak menyatakan dirinya sakit.
Dokter Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Arif Wahyono memastikan tak ada luka di tubuh Jefri. Kematian Jefri murni karena serangan jantung.
"Jenazah kami periksa tidak ada luka-luka sama sekali," kata Arif.
Arif mengatakan, begitu diperintah memeriksa jenazah Jefri, ia mengecek organ luar dan organ dalam. Karena tidak ditemukan luka di bagian luar tubuh, autopsi dilakukan. Arif memeriksa organ-organ dalam yang dicurigai menjadi penyebab kematian Jefri.
Dari pemeriksaan diketahui kondisi jantung Jefri tidak sehat sehingga terjadi serangan mendadak.