Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Ditawari Beli Angkot yang Beroperasi di Tanah Abang

Kompas.com - 22/02/2018, 18:11 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Petrus Tukimin, salah satu pemilik angkot M08 yang tergabung dalam koperasi Kolamas, mengatakan, mereka menawarkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membeli angkot-angkot yang selama ini melayani trakyek Tanah Abang (Jakarta Pusat)-Kota (Jakarta Barat).

Ia mengatakan, dalam pertemuan para pemilik dan sopir angkot dengan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah di Jakarta, Kamis (22/2/2018), Dinas Perhubungan menyebutkan kebutuhan angkot untuk program OK Otrip rute M08 Tanah Abang-Kota hanya sekitar 90 unit. Sementara jumlah angkot yang beroperasi saat ini 200-an unit.

Petrus mengatakan, angka 90 unit yang disebut Pemprov DKI itu didapatkan dari kajian yang dilakukan Dishub DKI melalui headway atau waktu tunggu angkot berhenti.

"Katanya yang bisa beroperasi hanya 90 saja, sisanya kemana? Masa mereka harus bersaing dengan angkot yang dibayar pemerintah," kata Petrus saat ditemui di Kantor Dishub DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis siang.

Baca juga : Kalau Dibatasi, Nanti Angkot Manual Tergerus Angkot OK Otrip

Ia mengatakan, pihaknya mempertanyakan sisa angkot lain yang tidak bisa mengikuti program OK Otrip.

Perwakilan pemilik dan sopir angkot yang hadir dalam pertemuan tersebut memberikan opsi, yaitu Pemprov DKI membeli angkot saja mereka dengan harga yang pas.

Meski belum menentukan harga per unit mikrolet, Petrus mengatakan satu unit metromini saja dihargai Rp 20 juta.

Tawaran itu disampaikan ke Dishub karena ada pemilik mikrolet yang menyatakan akan beralih usaha tetapi butuh modal dengan menjual mikrolet.

"Itu solusi yang diajukan oleh kami dan Organda ke Gubernur. Kalau jawabanya oke dibeli pemerintah maka tentu ada tim kajian menghitung harganya. Pemilik mau asal harganya pantas," kata Petrus.

Puluhan sopir angkot yang melayani trayek Tanah Abang mogok operasi Kamis pagi. Mereka  mogok karena tidak setuju dengan syarat program OK Otrip, salah satunya terkait pembatasan jumlah armada yang bisa mengikuti program tersebut.

Angkot yang beroperasi di Tanah Abang sebelumnya ditawari Dishub DKI untuk menjadi mitra Pemprov DKI seperti yang telah dilakukan koperasi angkot lainnya, yaitu KWK dan Budi Luhur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com