Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan PKL dan Sopir Angkot Setelah Penataan Pasar Tanah Abang

Kompas.com - 01/03/2018, 08:23 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak Desember 2017, Pemprov DKI Jakarta menutup Jalan Jatibaru Raya di Tanah Abang, Jakarta Pusat demi memfasilitasi pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya berjualan di trotoar. PKL diberikan tenda gratis untuk berdagang di badan jalan itu.

Pada awal penutupan jalan, angkot yang biasa beroperasi di Tanah Abang tidak diizinkan untuk melintas di satu sisi jalan yang dibuka. Yang boleh melintas hanya bus-bus transjakarta.

Penutupan jalan itu telah mempengaruhi pendapatan PKL maupun sopir angkot di kawasan tersebut.

Baca juga : 100 Hari Anies-Sandi: Efek Domino Membahagiakan PKL Tanah Abang

Firdaus, pedagang pakaian di kawasan Jatibaru, mengatakan sulit baginya membua rata-rata  penghasilannya setiap sehari. Kadang-kadang, penghasilan kotornya sehari Rp 500.000, kadang-kadang hanya Rp 150.000.

Laris tidaknya penjualan tergantung hari. Kata dia, biasanya pembeli ramai berdatangan pada Sabtu dan Minggu.

Menurut dia, sebenarnya tidak ada perbedaan antara berjualan di trotoar dan di lokasi yang saat ini disedian Pemprov DKI.

"Yah kotornya Rp 500.000, kalau bersihnya Rp 150.000 sampai Rp 200.000. Kalau dibanding dulu ya sama aja, tergantung hari saja," kata Firdaus kepada Kompas.com di Jalan Jatibaru Raya, Rabu (28/2/2018).

Hal senada disampaikan Robby. Ia mengatakan penjualan dalam sehari mencapai Rp 500.000 hingga Rp 600.000. Omzet seperti itu sama saja seperti saat dia berjualan di trotoar.

Yang membedakan, kata Robby, dia dan pedagang lainnya tak perlu kucing-kucingan dengan Satpol PP. Saat masih berjualan di trotoar, Robby dan PKL lainnya biasanya tidak tenang berjualan karena takut barang dagangannya diamankan petugas Satpol PP.

"Sama aja sih penghasilannya. Bedanya enggak perlu kucing-kucingan dengan trantip," ujar Robby.

Irwan, PKL di lokasi yang sama mengatakan, omzet penjualan dalam sehari mencapai sekitar Rp 400.000.

"Sekitar Rp 400.000-an, kalau kotornya. Kalau bersih ya kurang dari itu. Kalau di sini tenda sih ke Pemprov DKI, enggak bayar," ujar Irwan.

Bagaimana dengan pendapatan para sopir angkot?

Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta menunjukan, jumlah angkot yang beroperasi di Tanah Abang 1.355 unit unit. Para sopir angkot itu beberapa kali berunjuk rasa, bahkan mogok operasi, saat Jalan Jatibaru ditutup buat mereka.

Baca juga : Desakan Sopir Angkot Tanah Abang Membuahkan Hasil...

Pemrov DKI akhirnya memutuskan untuk mengizinkan para sopir angkot melintas pada jam-jam tertentu di jalan itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com