Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Anggota Komplotan "Begal Geragas" di Cakung...

Kompas.com - 11/03/2018, 20:23 WIB
Stanly Ravel,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian meringkus komplotan "begal geragas" yang sudah lama meresahkan warga Cakung, Jakarta Timur.

Dalam melakukan aksinya, komplotan begal yang didominasi remaja ini kerap melukai korban dengan celurit.

Bedul (21), salah satu anggota komplotan begal tersebut mengaku melakukan begal untuk bersenang-senang.

Baca juga: 2 Anggota Begal Geragas Cakung Jadi Buronan Polisi

"Barangnya dijual lagi. Uangnya dipakai untuk nongkrong dan merokok saja," ucap Bedul kepada wartawan di Polsek Cakung, Jakarta Timur, Minggu (11/3/2018).

Ia mengatakan, selalu beraksi dengan lima anggota lainnya. Targetnya tidak menentu. 

Siapa pun yang membawa barang berharga bisa menjadi sasaran tanpa kompromi.

Baca juga: Komplotan Begal Geragas yang Resahkan Warga Cakung Dibekuk Polisi

"Enggak milih (korban), Bang, yamg ada saja. Biasanya kalau sudah lihat orang bawa ponsel di jalan, salah satu (pelaku) langsung turun mengambil (barang)," ujarnya. 

Jika korban melawan dan tak mau memberikan barangnya, pelaku langsung melukai dengan celurit.

Kapolsek Cakung Kompol Supoyo mengatakan, komplotan begal ini terkenal geragas karena tidak memiliki target yang jelas.

Baca juga: Begal Motor Gagal Gara-gara Pelaku Panik Didatangi Ojek Online

Siapa pun bisa menjadi target, bahkan korban terakhir yang dilukai adalah pedagang pecel lele.

"Dari pengakuan mereka, korbanya sudah ada 11. Wilayah operasinya sekitar Cakung, tetapi kemarin-kemarin mereka juga melakukan aksinya di pemukiwan warga. Mereka ini semuanya orang Cakung juga, jadi mereka begal di kampungnya sendiri," ujar Supoyo.

Bedul dan 3 orang rekannya telah ditahan, sementara 2 anggota lainnya masih dalam pengejaran. 

Kompas TV Kepolisian Resor Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, membentuk tim khusus yang diberi nama Tim Nuri untuk mengantisipasi tindak kejahatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com