Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kondisi "Shelter" di Kampung Akuarium

Kompas.com - 14/03/2018, 06:48 WIB
David Oliver Purba,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pembangunan shelter sementara bagi warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara terus dilakukan.

Pantauan Kompas.com di lokasi, Selasa (13/3/2018), baru shelter A yang telah selesai dibangung dan diisi oleh warga. Rencananya ada tiga shelter yang dibangun yaitu shelter Blok A, B, dan C.

Tampak, shelter dengan luas 3,5x 6,5 meter persegi itu dibangun berbahan dasar triplek pada bagian dinding, sedangkan tiang dan atap rumah menggunakan baja ringan. Ruangan di dalam shelter dibagi menjadi dua yang dibatasi triplek.

Tinggi atap lebih dari 2,5 meter dari permukaaan lantai. Saat Kompas.com berada di dalam, tidak terasa hawa panas. Hal ini karena langit-langit rumah dilapisi dengan bahan penyerap panas. Pemprov DKI tidak memberikan fasilitas apapun di dalam shelter, kecuali pemasangan listrik.

Baca juga : Anies: Kampung Akuarium Sudah Dibongkar, Kami Mau Bangun dari Puing-puing

Pembangunan shelter di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara terus dikebut, Selasa (13/3/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Pembangunan shelter di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara terus dikebut, Selasa (13/3/2018).

Di tiap shelter yang dihuni, tidak difasilitasi dengan kamar mandi pribadi. Kamar mandi  dibuat untuk beramai-ramai yang terletak di ujung blok.

Ada 16 pintu toilet yang dibangun untuk satu blok, di mana 8 toilet untuk laki-laki, dan 8 toilet untuk perempuan. Toilet laki-laki dan perempuan dipisahkan menggunakan sekat.

Toilet juga dibedakan berdasarkan warna, warna biru untuk laki-laki, dan warna merah muda untuk perempuan. Ada lebih dari 80 shelter di Blok A yang telah dibangun.

Pembangunan shelter di Blok B dan C terus dilakukan. Kerangka bangunan telah tampak dan hanya diperlukan finishing berupa pemasangan tembok berbahan triplek. Salah satu pekerja mengatakan, pengerjaan shelter tersebut tidak akan akan lebih dari tiga pekan lagi.

"Ini sih sudah mau selesai, kami kerjakan setiap hari karena ada targetnya juga," ujar pekerja yang enggan disebutkan namanya kepada Kompas.com.

Baca juga : Melihat Kondisi di Dalam Tenda Warga Kampung Akuarium

Sebuah shelter bernomor A28 di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi saksi perjuangan suami istri,  Dedek (39) dan  Sulastri (37), membesarkan M Fahri (9), bocah laki-laki yang sejak dalam kandungan menderita mikrosefalus, Kamis (8/3/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Sebuah shelter bernomor A28 di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi saksi perjuangan suami istri, Dedek (39) dan Sulastri (37), membesarkan M Fahri (9), bocah laki-laki yang sejak dalam kandungan menderita mikrosefalus, Kamis (8/3/2018).

Warga bersyukur

Salah satu warga yang telah menempati shelter tersebut, Sulastri mengatakan dirinya terlebih dulu wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan satu unit shelter. Warga tidak bisa memilih shelter yang akan ditempati.

Sulastri mendapat shelter A yang telah selesai dibangun. Kini, Sulastri bersama suami dan keempat anaknya bisa tinggal tanpa takut kehujanan.

Baca juga : Sandiaga Sebut Pembangunan Shelter agar Warga Kampung Akuarium Hidup Layak

 

Sebelum menempati shelter tersebut, Sulastri tinggal di bedeng yang dibangun di atas puing reruntuhan rumahnya. Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta pada era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menggusur permukiman warga di Kampung Akuarium pada April 2016.

Sulastri mengatakan, tidak ada fasilitas apapun yang diberikan Pemprov DKI kecuali pemasangan listrik. Meski demikian, Sulastri tetap bersyukur mendapat tempat yang lebih layak sebelum nantinya Pemprov DKI kembali membangun permukiman mereka.

"Ya enggak apa-apa juga kalau begini, ya penting nanti dibangun yang baru," ujar Sulastri.

Sebuah shelter bernomor A28 di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi saksi perjuangan suami istri,  Dedek (39) dan  Sulastri (37), membesarkan M Fahri (9), bocah laki-laki yang sejak dalam kandungan menderita mikrosefalus, Kamis (8/3/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Sebuah shelter bernomor A28 di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi saksi perjuangan suami istri, Dedek (39) dan Sulastri (37), membesarkan M Fahri (9), bocah laki-laki yang sejak dalam kandungan menderita mikrosefalus, Kamis (8/3/2018).

Warga Kampung Akurium lainnya, Rina menyampaikan hal serupa. Rina tak mempermasalahkan untuk sementara tinggal di shelter tersebut. Rina berharap agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menepati janjinya untuk kembali membangun permukiman warga.

"Kalau dibilang enakan yang mana, ya enakan tinggal di rumah sendiri lah. Tapi, ya kalau begini juga sudah Alhamdulillah. Mau tunggu janji Pak Anies juga," ujar Rina.

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota DKI Jakarta menganggarkan biaya pembangunan shelter di Kampung Akuarium dan Kampung Kunir dalam RAPBD DKI 2018 senilai Rp 4,9 miliar.

Baca juga : Anies: Kampung Akuarium Sudah Dibongkar, Kami Mau Bangun dari Puing-puing

 

Rencana pembangunan shelter ini muncul setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengundang warga dari 16 kampung yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota untuk rapat bersama.

Shelter itu dibangun karena kini masih banyak warga yang bertahan meski harus tinggal di atas puing-puing Kampung Akuarium dan Kunir yang ditertibkan.

"Yang nomor satu yang paling urgent kami akan membangun shelter untuk warga yang tinggal di Kampung Akuarium dan Kampung Kunir (Pinangsia)," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com