Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Ganjil Genap di Bekasi, Banyak Pengendara Berangkat Lebih Pagi

Kompas.com - 16/03/2018, 09:00 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com — Memasuki hari kelima pelaksanaan kebijakan ganjil genap di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Timur, arus lalu lintas mengalami pergeseran kepadatan. Hal ini karena banyak pengendara yang berangkat lebih pagi sebelum pemberlakuan ganjil genap.

Dari pantauan Kompas.com pukul 05.30, arus kendaraan yang memasuki Gerbang Tol Bekasi Barat 1 menumpuk hingga ke Jalan Ahmad Yani. Namun, kepadatan tersebut justru datang dari kendaraan yang hendak menuju Cikampek.

Gerbang tol menuju Jakarta sendiri cukup lengang. Petugas kepolisian dan Dishub pun sudah berjaga-jaga pukul 06.00 ketika jam pemberlakuan ganjil genap mulai dilaksanakan.

"Kondisi setiap harinya seperti ini memang. Hitungannya ramai lancar. Sebelum pukul 06.00  biasanya angkutan karyawan menuju arah Cikarang. Selepas itu lancar," ucap Andri, salah satu petugas Dishub kota Bekasi yang ditemui Jumat pagi.

Selepas pukul 07.00 kepadatan lalu lintas berangsur-angsur mencair di Jalan Ahmad Yani. Kendaraan yang memasuki Gerbang Tol Bekasi Barat, baik yang menuju arah Jakarta maupun Cikampek, tidak mengalami antrean.

Baca juga: Hari Kedua, Ganjil Genap Kurangi Kepadatan Kendaraan di Tol Jakarta-Cikampek

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengakui ada pergeseran kepadatan yang terjadi sejak kebijakan ganjil genap diberlakukan.

"Masyarakat jadi berangkat lebih pagi untuk menghindari kepadatan. Menurut saya, hal itu lebih bagus," ucap Bambang yang ditemui Jumat pagi.

Sebelumnya kebijakan ganjil genap diberlakukan sebagai salah satu strategi untuk mengurai kepadatan di ruas Tol Jakarta-Cikampek. Selain itu, terdapat pula kebijakan pembatasan truk pengangkut barang dan penyediaan lajur khusus bus penumpang di ruas tol menuju Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com