Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Masih Belum Memanfaatkan Fasilitas Park & Ride di Bekasi

Kompas.com - 16/03/2018, 14:51 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pembatasan kendaraan dengan menerapkan sistem ganjil-genap berdasarkan nomor plat di gerbang tol Bekasi Barat dan Timur diharapkan dapat mendorong pengguna kendaraan pribadi pindah ke kendaraan umum. Salah satu fasilitas yang disediakan bagi pengguna mobil pribadi untuk memudahkan hal itu terjadi adalah park and ride yang disediakan antara lain di Mega Bekasi Hypermall, Bekasi Barat.

Namun dari pantauan Kompas.com, Jumat (16/3/208),di area parkir P2A yang khusus disediakan pihak mal untuk penumpang transjabodetabek premium, tampak kosong melomponng.

Seorang penumpang, Arif (45), warga Bintara, mengatakan dirinya menggunakan mobil pribadi sebelum menggunakan bus transjabodetabek premium. Namun ia memilih untuk tidak meninggalkan mobilnya di area parkir yang disediakan.

"Taruh di rumah saja mobilnya. Ke sini (Mega Bekasi) naik ojek. Cepat dan tidak khawatir mobil ditinggal lama kalau diparkiran, meski tarif flat Rp 10.000" ucap Arif.

Baca juga : Ini Jadwal Keberangkatan Bus Transjabodetabek Premium dari Bekasi ke Jakarta

Arif menceritakan, ia tertarik saat adanya bus premium pada awal November lalu. Keinginannya berangkat kerja pakai bus semakin kuat ketika ada aturan ganjil-genap di Bekasi.

"Saya bisa istirahat di perjalanan, ketemu banyak orang baru dan paling penting merasakan kenyamanan naik bus. Tarif Rp 20.000 pantaslah," kata Arif.

Tarif parkir flat Rp 10.000 juga dianggap biaya yang dapat ditekan oleh masyarakat yang menggunakan bus premium.

"Saya mending naik ojek. Tidak sampai Rp 10.000. Tapi bisa jadi pilihan memang tempat parkirnya kalau sedang buru-buru, tahu harus taruh kendaraan di mana," kata Ariefin (53) warga Galaxy.

Petugas pengawas titik keberangkatan transjabodetabek premium Dhedi Rasmana mengungkapkan, para penumpang banyak yang bercerita pindah dari kendaraan pribadi ke transjabodetabek premium.

"Tapi memang ke sini paling banyak diantar ojek atau saudaranya. Kalau harus parkir di sini mungkin susah aksesnya kalau harus turun dari tempat parkir di lantai dua," ujar Dhedi.

Kabag Humas BPTJ Budi Rahardjo mengatakan, sepinya fasilitas park and ride itu bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Penyediaan tempat parkir sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk menarik masyarakat agar berpindah dari mobil pribadi ke bus.

Baca juga : Hindari Ganjil Genap di Bekasi, Banyak Pengendara Berangkat Lebih Pagi

"Terpenting ada peningkatan masyarakat menggunakan transportasi umum. Apakah masyarakat akan memanfaatkan kantung parkir yang disediakan, itu jadi pilihan masing-masing warga. Kami tetap akan sediakan fasilitas park and ride ini," ucap Budi.

Aturan ganjil-genap diberlakukan sebagai salah satu strategi untuk mengurai kepadatan di ruas tol Jakarta-Cikampek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com