Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perahu Eretan, Transportasi Tradisional yang Bertahan di Ibu Kota

Kompas.com - 17/03/2018, 09:00 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

Eretan berukuran 2x10 meter itu dioperasikan secara bergantian oleh tujuh orang yang tinggal tak jauh dari lokasi eretan. Salah satu awak eretan tersebut adalah Safei.

Sudah hampir 30 tahun Safei menggantungkan hidupnya di atas perahu eretan. Ia sendiri tak mengetahui pasti kapan eretan tersebut mulai beroperasi.

"Kami mah dulu cuma nerusin aja pekerjaan dari temen, terus keterusan sampai sekarang. Lagian ga tau juga mau kerja apa lagi," kata Safei saat ditemui Kompas.com, Kamis (15/3/2018).

Tak ada mesin, dayung, atau layar yang membantu Safei mengoperasikan perahu tersebut. Ia hanya mengandalkan tambang sepanjang puluhan meter yang membentang di atas sungai.

Safei menuturkan, penghasilannya sebagai penarik eretan terbilang lumayan. Walau tak mau menyebut angka, ia mengatakan bisa menyekolahkan anaknya lewat uang hasil menarik eretan.

"Setidaknya masih cukup lah buat makan dan anak sekolah, setiap bulan juga masih bisa ngirim ke kampung," kata Safei. Ia mengatakan kedua anaknya kini sudah duduk di bangku sekolah menengah dan tinggal bersama ibu mereka.

Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa dirinya bisa meraup uang dari para penumpangnya hingga ratusan ribu Rupiah. Namun, uang itu mesti dibagi kepada rekan-rekannya.

"Di sini kan kita hidup bareng-bareng, jadi harus dibagi juga. Kadang kalau perahu bocor atau rusak ya kita ganti pakai uang itu juga," kata Safei.

Sudah menarik eretan sejak 1989, Safei menuturkan tak jarang musibah terjadi menimpa penumpangnya. Ia menyebut ada beberapa penumpang yang terpeleset hingga tercebur ke sungai dan hanyut hingga tepian sungai. "Alhamdulillah-nya semua selamat," katanya.

Meskipun begitu, kehadiran eretan tersebut juga dapat menjadi bukti minimnya infrastruktur yang telah disediakan. Hal itu dikemukakan oleh Zainal, salah seorang pengguna eretan.

"Harapan saya sih pemerintah bangun jembatan lah. Berasa juga pulang pergi Rp 4.000 dipakai lima tahun udah berapa juta tuh? Cuma ya ketimbang muter jauh akhirnya saya pilih pakai eretan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com