Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPAI Nilai Kasus CW Bersama 5 Anak Adopsinya Penuh Kejanggalan

Kompas.com - 20/03/2018, 22:16 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajer Sekretariat Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Indryarko E Hertresnanto mengatakan, pihaknya melihat kasus CW (60) dengan lima anak adopsinya tinggal selama 10 tahun di sejumlah hotel mewah di Jakarta penuh kejanggalan.

Kejanggalan itulah yang membuat LPAI melaporkan temuan tersebut kepada polisi. Menurut dia, biasanya LPAI akan meminta klarifikasi terlebih dahulu terhadap terlapor jika mendapatkan laporan dari masyarakat.

"Kami tekankan bahwa LPAI itu prosedur yang harus dijalankan. Beda halnya saat kami terima kasus yang tidak istimewa atau tidak terlalu janggal seperti ini, kami bisa panggil terlapor dan klarifikasi pihak terlapor," kata Indryarko saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/3/2018).

Baca juga : LPAI Siap jika Dilaporkan CW ke Polisi

Selain itu, pelaporan LPAI kepada polisi juga bentuk kekhawatiran terhadap keempat anak lain yang tinggal bersama CW saat itu. LPAI khawatir kehilangan jejak CW dan keempat anak lainnya.

"Kami enggak mau kecolongan, nanti tiba-tiba kami kehilangan waktu, mereka sudah dikhawatirkan kabur atau bagaimana," ujar Indryarko.

Ada dugaan bahwa CW melakukan penganiayaan dan penelantaran terhadap anak adopsinya. Hal itu diketahui setelah seorang anak adopsinya yang berinisial FA melarikan diri dari Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, tempat mereka menginap dan melaporkan hal tersebut kepada warga berinisial Y.

Kepada LPAI, FA mengaku telah mendapatkan sejumlah perlakuan kasar dari CW. Remaja itu mengatakan, ia dipukul, mendapat perlakuan diskriminatif karena mengidap penyakit kronis. Ia  disekap di kamar hotel saat CW dan tiga anak adopsi lainnya berlibur ke luar negeri.

CW yang mendatangi Mapolda Metro Jaya untuk diperiksa membantah tuduhan itu. CW berniat melaporkan LPAI ke polisi karena dianggap menyudutkanny. LPAI mengaku siap jika CW melaporkan lembaga itu ke polisi.

Baca juga : CW Akan Laporkan LPAI ke Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Megapolitan
4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

Megapolitan
Cegah Stunting di Jaksel, PAM Jaya dan TP-PKK Jaksel Teken Kerja Sama Percepatan Penurunan Stunting

Cegah Stunting di Jaksel, PAM Jaya dan TP-PKK Jaksel Teken Kerja Sama Percepatan Penurunan Stunting

Megapolitan
KPAI Datangi Sekolah Siswa yang Hendak Bunuh Diri, Cek Keamanan dan Sarpras Gedung

KPAI Datangi Sekolah Siswa yang Hendak Bunuh Diri, Cek Keamanan dan Sarpras Gedung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com