Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Perubahan Balai Kota di Era Anies-Sandi, dari Pintu Tambahan hingga Pemindai Sidik Jari

Kompas.com - 03/04/2018, 08:35 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergantian kepala daerah biasanya berdampak pada perubahan-perubahan dalam sebuah pemerintahan daerah.

Tidak terkecuali Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang kini berada di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno.

Perubahan tidak hanya dari segi kebijakan, melainkan juga dari tata letak kantor yang menjadi tempat beraktivitas kepala daerah sehari-hari. Pada era Anies-Sandiaga, sejumlah titik di Balai Kota mengalami perubahan fisik.

Berikut sejumlah perubahan fisik berupa tambahan fasilitas pada bangunan Balai Kota yang dirangkum Kompas.com.

Pintu dan jendela baru di depan Balai Agung, Balai Kota, Jakarta. Minggu (2/4/2018).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Pintu dan jendela baru di depan Balai Agung, Balai Kota, Jakarta. Minggu (2/4/2018).

1. Pintu tambahan

Perubahan ini adalah yang paling baru di Balai Kota. Awak media mendapati adanya pintu tambahan antara tangga utama di Balairung menuju Balai Agung yang ada di lantai 1 pada Senin (2/4/2018).

Pintu yang terpasang bercat warna putih. Di kanan dan kiri pintu tersebut, ada jendela yang biasanya dibiarkan terbuka.

Sebelumnya, tidak ada daun jendela yang dipasang sebagai penutup jendela itu. Namun, kini jendela telah dipasang daun jendela bergaya rumah Belanda dengan warna putih juga.

Baca juga : Pintu di Kantor Gubernur DKI Ditambah, Pemprov Bantah Pembatasan Akses

Adapun, Balai Agung merupakan area yang biasa digunakan untuk acara-acara resmi. Selain melalui tangga utama di Balairung, ruangan Balai Agung bisa diakses dengan menggunakan lift.

Kepala Biro Umum DKI Jakarta Firmansyah beralasan pemasangan pintu tambahan untuk mengoptimalkan penggunaan ruang di Balai Kota.

"Kalau ada acara di Balai Agung, bisa pararel dengan acara di (lantai) bawah. Misalnya gubernur lagi doorstop (wawancara wartawan), biar enggak ganggu doorstop karena, kan, biasanya habis acara tamu di atas (Balai Agung) suka ribut suaranya," kata Firmansyah di Balai Kota DKI Jakarta.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengintip jendela Balai Kota yang tertutup tirai, Jumat (24/11/2017). KOMPAS.com/JESSI CARINA Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengintip jendela Balai Kota yang tertutup tirai, Jumat (24/11/2017).

2. Tirai pendopo

Akses antara Balai Agung dan Balairung bukan satu-satunya yang ditambah penutup. Pintu dan jendela ruang tamu gubernur juga sudah lebih dulu ditutup dengan tirai.

Biasanya, pintu dan jendela itu memang tertutup khususnya saat gubernur sedang bekerja. Namun, tidak pernah ditutupi tirai.

Warga yang sedang berada di pendopo pun bisa melihat suasana di dalam ruang tamu gubernur. Terkadang, bisa dilihat siapa saja tamu yang sedang menunggu dipersilakan masuk oleh gubernur lewat kaca jendela itu.

Baca juga : Penjelasan Sandiaga soal Ruang Tamu Balai Kota yang Kini Ditutup Tirai

Di dalam ruang tamu gubernur memang terdapat dua meja bundar besar dengan kursi yang dulu biasa dipakai untuk tamu yang menunggu.

Jika beruntung, terkadang warga bisa menyaksikan gubernur yang keluar masuk dari ruang kerjanya melalui kaca itu.

Tirai pintu Pendopo Balai Kota DKI Jakarta tertutup saat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersilaturahmi dengan FKUB DKI Jakarta, Kamis (23/11/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Tirai pintu Pendopo Balai Kota DKI Jakarta tertutup saat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersilaturahmi dengan FKUB DKI Jakarta, Kamis (23/11/2017).

Kini, dengan adanya tirai penutup, siapa saja tidak bisa melihat suasana seperti itu lagi. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pernah meminta semua pihak tidak berprasangka buruk soal ruang tamu gubernur yang kini ditutup rapat dengan tirai putih.

Sandi mengatakan, dirinya dan Gubernur DKI Anies Baswedan tetap menjalankan pemerintahan secara transparan.

Sandi mengatakan Anies kerap menggunakan ruang tamu itu untuk beberapa pertemuan. Dia menyebut, tirai itu dipasang agar fokus peserta acara tidak terganggu karena adanya orang yang lalu lalang di luar. Tirai juga dipasang untuk kepetingan Humas Pemprov DKI mengambil gambar.

"Tentunya menambah kefokusan acara supaya di dalamnya itu pencahayaannya tidak terlalu bright sehingga kalau ngambil gambar dari dalam enggak backlight, diusulkan ditaruh tirai ini," kata Sandi pada Senin 27 November 2017.

Ruang kerja Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang menyatu dengan ruang kerja Anies-Sandiaga, Jumat (16/3/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Ruang kerja Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang menyatu dengan ruang kerja Anies-Sandiaga, Jumat (16/3/2018).

3. Ruang wakil gubernur

Hal lain yang berubah adalah ruang kerja kepala daerah itu sendiri. Tepatnya ruang kerja wakil gubernur DKI Jakarta dari masa ke masa. Ruang kerja wakil gubernur terdapat di lantai dua. Tata letak ruangannya selalu sama sejak ditempati oleh Basuki Tjahaja Purnama, Sumarsono, dan Djarot Saiful Hidayat.

Ruangan luas itu diisi dengan sofa dan meja yang biasa dipakai wakil gubernur menerima tamunya. Hanya beberapa meter dari sofa itu, terdapat meja kerja wakil gubernur.

Di sudut lain, terdapat ruangan kecil yang isinya adalah kamar mandi dan juga kamar tidur. Ruangan itu memiliki dekorasi berbeda-beda tergantung penghuninya. Saat ditempati Djarot, ruangan itu penuh dengan foto keluarga dan foto aktivitas Djarot.

Baca juga : Ruang Wagub Ditata Ulang untuk Kantor Anies, Sandi, dan Tim Gubernur

Namun, ruangan itu dirombak oleh Sandiaga. Ruangan yang ukurannya lebih luas dari ruang kerja gubernur itu dirombak total dan menjadi ruangan bergaya milenial.

Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Sandiaga saja. Para anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembanguna (TGUPP) juga menggunakan ruangan itu sebagai kantor mereka.

Ada dua meja panjang yang menjadi meja kerja bagi puluhan anggota TGUPP. Tidak ada lagi kamar tidur dan kamar mandi di ruangan itu.

Sementara itu, meja kerja Sandiaga berada di satu ruangan kecil di dalam sana. Anies juga memiliki meja sendiri di ruang itu meski dia memiliki ruang kerja sendiri di lantai satu.

Alat pemindai sidik jari di depan pintu ruang tamu gubernur di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (3/4/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Alat pemindai sidik jari di depan pintu ruang tamu gubernur di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (3/4/2018).

4. Akses sidik jari

Perubahan lainnya terdapat pada akses masuk ke sejumlah ruangan. Ruang tamu gubernur tidak hanya ditutup dengan tirai putih saja.

Di pintu masuknya, terpasang alat pemindai sidik jari. Hanya orang tertentu yang bisa masuk ke dalam sana. Pintu akan tetap terkunci jika orang yang mencoba masuk tidak punya sidik jari sesuai.

Sebelumnya, pintu itu dikunci dengan cara berbeda. Bukan dengan alat pemindai sidik jari, melainkan dengan kartu. Bukan hanya akses ke ruang tamu gubernur saja yang diganti. Akses masuk ke lantai dua yang menjadi area Sandiaga juga dikunci dengan alat pemindai sidik jari.

Adapun, lantai dua itu tidak hanya berisi ruang kerja wagub saja melainkan juga ruang rapat. Biasanya, ruang lantai dua terbuka untuk dilewati siapa saja.

Awak media bisa masuk dan menunggu para pejabat selesai rapat. Namun kini aksesnya ditutup dengan adanya alat pemindai sidik jari di pintu masuk paling depan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno doorstop dengan menggunakan podium atau mimbar di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (11/12/2017). KOMPAS.com/JESSI CARINA Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno doorstop dengan menggunakan podium atau mimbar di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (11/12/2017).

5. Podium

Perbedaan lainnya dibuat untuk menunjang kegiatan wawancara Anies-Sandiaga dengan wartawan. Kini terdapat mimbar atau podium di Balairung.

Podiumnya berwarna coklat dan ada ornamen lambang Pemprov DKI Jakarta berwarna keemasan. Sebelumnya, tidak ada podium semacam itu setiap melakukan doorstop di Balai Kota.

Dengan adanya podium itu, Anies-Sandiaga dan narasumber lainnya akan berbicara di balik podium. Sementara awak media duduk di hadapannya. Beberapa kursi disediakan agar wartawan bisa duduk saat sesi wawancara.

Umat muslim menghadiri Sholat Id di Masjid Fatahillah Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (6/7/2016) pagi. Sholat Id di Masjid Fatahillah dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA Umat muslim menghadiri Sholat Id di Masjid Fatahillah Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (6/7/2016) pagi. Sholat Id di Masjid Fatahillah dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.

6. Adzan menggema

Semua pegawai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini bisa mendengar suara adzan di seluruh area Balai Kota DKI Jakarta. Pengeras suara yang dipasang di setiap ruangan dihubungkan dengan sistem yang ada di Masjid Fatahillah.

Sebelumnya, suara adzan hanya terdengar di sekitar Masjid Fatahillah saja. Gedung yang letaknya jauh dari masjid tidak akan mendengar suara adzan itu.

Kini, setiap waktu sholat tiba, suara adzan terdengar di Balairung, Balai Agung, dan ruang kerja PNS lainnya di Blok G, Blok F, hingga Blok H.

Kepala Bagian Rumah Tangga Biro Umum DKI Jakarta Rokman Lizar mengatakan, ini merupakan permintaan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

"Saya disuruh pimpinan saya. Pak Kabiro dapat instruksi lisan dari Pak Wagub kalau bisa suara adzan kedengaran di kompleks Balai Kota," ujar Rokman.

Ruang wartawan Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (3/4/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Ruang wartawan Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (3/4/2018).

7. Pressroom

Perubahan lainnya yang terjadi adalah ruang wartawan atau pressroom. Wartawan yang bertugas di Balai Kota berjumlah sangat besar. Satu media bisa menugaskan dua sampai tiga reporter untuk meliput di Balai Kota setiap harinya.

Sebelumnya, semua wartawan itu ditampung dengan tiga ruangan yang dijadikan pressroom. Pressroom pertama ada di pendopo, samping ruang tamu gubernur.

Dulu biasa digunakan wartawan yang bertugas mengikuti kegiatan gubernur. Pressroom kedua ada di lantai dua dekat ruang wakil gubernur. Pressroom lantai dua itu biasa digunakan wartawan yang bertugas meliput wakil gubernur.

Baca juga : Rencana Sandiaga Menghidupkan Wisata Balai Kota yang Mati Suri

Pressroom ketiga adalah pressroom utama yang letaknya ada di belakang parkiran mobil gubernur dan wagub. Di sana semua wartawan bergabung untuk mengerjakan berita harian mereka.

Namun, kini pressroom yang ada di samping ruang gubernur dan wakil gubernur telah ditutup. Ruangannya difungsikan untuk hal lain. Kini, hanya tersisa satu pressroom saja untuk menampung wartawan di Balai Kota.

Area selasar di samping Balai Kota kini sering digunakan oleh wartawan jika pressroom di belakang parkir mobil gubernur sudah penuh.

Kompas TV Tepat pukul 20.30 kompleks Balai Kota gelap gulita. Hal ini dilakukan sebagai tanda keikutsertaan dalam Earth Hour oleh pemprov DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com