JAKARTA, KOMPAS.com - Empat orang anak-anak menaiki tangga setinggi 1,5 meter, di pinggir bantaran Sungai Ciliwung di kawasan Roxy, Jalan Setia Kawan Barat, Duri Pulo, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (18/4/2018).
Sekitar pukul 17.20 WIB, mereka baru saja selesai menyalurkan hobi mereka di pinggir Ciliwung yang masih becek karena hujan itu, yakni bermain bola.
Mereka adalah Diva (15), Darmawan (15), Ajik (12), dan Tio (16), yang memilih bermain bola di pinggiran sungai itu, ketimbang lapangan bermain yang telah disediakan.
Padahal, sekitar 1 kilometer dari pinggir Ciliwung tempat mereka bermain, tersedia Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kenanga, Cideng, yang tersedia lapangan.
"Lebih suka main di sini, dekat. Kalau ke RPTRA Kenanga, agak jauh dari sini," kata Diva, kepada Kompas.com, di lokasi.
Baca juga : Rayakan Ulang Tahun Komunitasnya, Sandiaga Berlari Susuri Kali Ciliwung
Untuk mengakses lapangan, Diva dan teman-temannya harus menuruni tangga. Pinggiran Ciliwung yang jadi tempat bermain bola itu, lengkap dengan dua buah gawang berangka besi, dengan jaring berwarna putih.
Tidak semua permukaan lapangan berumput, sehingga saat hujan turun, bagian yang masih bertanah akan becek tergenang air. Mereka juga harus berbagi lapangan dengan kambing-kambing liar yang ada.
Mereka mengatakan, tidak masalah bermain di pinggir lapangan tanpa pembatas tersebut. Mereka juga tidak takut, jika saat bermain, bola terlempar ke kali. "Di sini ada tongkat jaring buat ambil bola. Ditaruh dekat gawang," ujar Darmawan.
Baca juga : Normalisasi Sungai Ciliwung di Bidara Cina Akan Dilakukan Tahun Ini
Mengalah saat banjir
Letak lapangan yang bersebelahan dengan sungai, membuat mereka harus mengalah saat banjir datang. Sebab, lapangan di pinggiran Ciliwung itu bakal tenggelam.
Banjir sering menutupi lapangan tempat mereka bermain itu, kala musim hujan. "Itu (banjir menutupi lapangan), baru Febuari (sampai) Maret kemarin, pas lagi hujan-hujannya," kata Ajik.
Butuh satu bulan untuk bisa bermain kembali di lapangan tersebut, karena menunggu kering. "Kalau lagi becek malas juga," tambahnya.
Baca juga : 96 Bidang Lahan Terdampak Sodetan Ciliwung di Bidara Cina
Ketika banjir tiba, mereka baru rela pergi jauh dari rumah, dan mencari lapangan baru. "Kalau lagi (banjir) gitu, baru ke RPTRA Kenanga," katanya.
Sementara itu, Tio menambahkan, ada warga Jalan Setia Kawan yang membantu merawat lapangan. Seperti dalam hal bersih-bersih, dan perawatan alat bermain.
"Kemarin kita dibantuin bikin gawang sama Mang Awi. Patungan Rp 10.000 (tiap orang)," kata Tio.
Tetapi, lapangan di pinggir Ciliwung itu bisa dipergunakan siapa saja tanpa membayar, alias gratis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.