Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Anda Bisa Jadi Tertuduh jika Salah Bertindak di TKP Kejahatan...

Kompas.com - 20/04/2018, 21:18 WIB
Sherly Puspita,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banum Daktiloskopi Identifikasi Ditreskrimum Polda Metro Jaya Aipda Wahyudin mengimbau masyarakat berhati-hati dalam bertindak di tempat kejadian perkara (TKP) kejahatan.

"Salah-salah, nanti malah warga yang sebetulnya tidak tersangkut kasus itu menjadi salah satu tertuduh," ujar Wahyudin ketika ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (19/4/2018).

Ia mencontohkan kasus pencurian di rumah kosong.

Baca juga: Empat Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di TKP Kejahatan

Seandainya warga nekat masuk ke TKP pencurian dan tidak sengaja memegang benda-benda yang juga disentuh pencuri.

"Kami pasti, kan, mengambil barang-barang di TKP untuk dijadikan barang bukti. Kalau warga memegang barang yang sama dengan yang dipegang pelaku, bisa jadi di benda tersebut akan ada lebih dari satu sidik jari," katanya. 

Polisi, lanjutnya, akan mengembangkan temuan itu dengan memanggil orang yang memiliki sidik jari yang identik.

Baca juga: Polisi Olah TKP Kasus Model Tiara Ayu yang Tabrak Ojek Online

"Jadi bisa saja warga yang sebenarnya tidak terlibat apapun dipanggil sebagai salah satu tertuduh, misalnya. Walaupun kami juga mempunyai teknik lain untuk memastikan apakah benar pemilik sidik jari itu terlibat pencurian atau tidak sengaja memegang saja," kata Wahyudin. 

Tak hanya itu, rambut yang rontok di sekitar TKP kejahatan juga dapat menjadi petunjuk polisi.

Ia mengatakan, sangat berisiko jika rambut warga yang tidak terlibat, rontok di sekitar TKP.

Baca juga: Membegal di 15 TKP, Kelompok Pelajar di Bandung Ditangkap

Selain sidik jari dan rambut, aroma tubuh warga yang tertinggal di sekitar TKP juga bisa terdeteksi anjing pelacak.

"Pencuman anjing pelacak itu sangat peka. Kalau kita sempat mendekati TKP setelah kejadian kejahatan terjadi misalnya, bisa jadi saat K9 (anjing pelacak) ditutun akan langsung mengonggong ke arah kita," ucapnya. 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengimbau masyarakat turut membantu proses penyelidikan dengan menaati ketentuan-ketentuan di sekitar TKP.

Baca juga: Tidak Ada Rekaman Kamera CCTV di TKP Pembakaran Posko Ormas di Bekasi

"Misalnya di situ ada garis polisi, ya jangan dilanggar. Polisi punya pertimbangan tertentu mengapa kawasan tersebut harus steril," ujar Argo. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com