Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Penyekapan Kecewa dengan Grab

Kompas.com - 28/04/2018, 20:03 WIB
Ardito Ramadhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perwakilan keluarga korban penyekapan dan perampokan oleh pengemudi Grab Car mengungkapkan kekecewaannya dengan operator taksi online tersebut.

Kakak korban, S, menuturkan bahwa tidak ada itikad baik dari pihak Grab untuk memberikan perhatian kepada adiknya. Ia juga mengeluhkan lambatnya respons dari pihak Grab ketika ia mengadukan peristiwa penyekapan.

"Jujur saya kecewa sama pihak taksi online yang bersangkutan. Ketika saya melapor, tanggapannya tuh sangat lambat. Sampai saat ini pun, belum ada perhatian atau tanggapan secara langsung kepada korban," kata S di Mapolres Metro Jakarta Barat, Sabtu (28/4/2018).

Baca juga : Ada Penyekapan dan Perampokan di Taksi Online, Ini Komentar Menhub 

S menuturkan, pihak Grab hanya menghubungi keluarga korban setelah peristiwa tersebut viral di media massa. Ia berharap, manajemen Grab dapat memberkan perhatian terhadap adiknya.

Sebaliknya, S mengapresiasi Polres Metro Jakarta Barat yang dengan sigap merespons laporan S dan menangkap pelaku penyekapan tersebut.

S pun mengimbau masyarakat untuk tidak segan melaporkan peristiwa yang tidak mengenakkan terkait taksi online kepada pihak berwajib. 

"Harapan saya, kalau ada kejadian apapun, laporkan lah ke pihak berwajib karena supir telah ditindak," katanya.

Baca juga : Akhir Cerita Pengemudi Taksi Online yang Maki, Ludahi lalu Lindas Kaki Polisi

Sebelumnya, SS, adik S, yang menumpangi Grab dibawa berkeliling selama sekitar 7 jam dan ditodong sebuah benda di tubuhnya oleh seorang pengemudi Grab Car berinisial LI bersama dua temannya yaitu SN dan AP

LI telah meninggal dunia akibat melawan polisi saat hendak ditangkap. Sementara dua lainnya SN dan AP terkena tembakan peringatan di kaki kanan yang masih dalam pemeriksaan di Mapolsek Metro Jakarta Barat.

Kompas TV Rekaman kamera pemantau memperlihatkan pelaku berupaya menguras uang di ATM milik korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com