Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Masa Depan Kota Tua dalam Proyek Revitalisasi Kali Besar

Kompas.com - 29/04/2018, 10:59 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Icha Rastika

Tim Redaksi


Dalam rancangannya, Budi memaksimalkan area sepanjang 600 meter di sisi Kali Besar untuk menjadi pusat kegiatan masyarakat saat berkunjung ke Kota Tua.

Ada jembatan penghubung yang menghubungkan kedua sisi kali. Nantinya, jembatan tersebut akan menjadi salah satu pusat aktivitas di Kali Besar. Beragam kegiatan akan dilakukan di jembatan tersebut.

Bagian kali juga diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat. Dibuatlah taman apung yang berdiri di atas ponton agar masyarakat dapat turun ke kali sembari menikmati tanaman akuaponik yang akan diletakkan di tempat tersebut.

Baca juga : Revitalisasi Kali Besar dan Inspirasi dari Sungai Cheonggyecheon

Kondisi kali Krukut yang melintasi area tersebut juga tidak terlepas dari perhatian karena akan dibuat taman.

Maka, Budi mempersiapkan cara untuk dapat membersihkan air yang akan melintas kawasan Kali Besar tersebut.

"Jadi dasar sungai akan dibeton namun level dasar sungai tidak diubah. Ini untuk menahan kotoran. Konsepnya nanti air dari saluran air sekitar Kali Besar, kurang lebih 60 hektar, akan ditampung lalu dibersihkan dan dikembalikan ke sungai. Lalu air kita akan filterisasi agar nanti air yang melintas di kawasan itu tidak bau dan relatif jernih agar ikan dan tanaman bisa hidup," papar Budi.

Proses pemasangan mesin filterisasi ini juga dilakukan, tepatnya di kawasan Asemka yang dilewati kali Krukut.

Pembangunan pintu air juga dilakukan agar nantinya kali dapat berfungsi untuk pengendali banjir dan menjaga debit air.

Selamatkan cagar budaya

Fase satu pembangunan Kali Besar, ruas Kali Besar-Jalan Bank-Jalan Kopi, saat ini terus disempurnakan. Pembangunan jalan di sisi barat masih terus disempurnakan sedangkan sisi timur sudah selesai.

Dalam proses pembangunan fase ini, Februari 2017 lalu, kontraktor menemukan cerucuk kayu yang diduga berasal dari masa lampau.

Budi pun mendapat permintaan dari tim sidang pemugaran dan tim ahli cagar budaya Pemprov DKI (TSP-TACB) untuk menahan pembangunan di sekitar areal tersebut dan memikirkan bagaimana cara untuk menyelamatkan benda cagar budaya tersebut.

"Saya setuju, saya beri solusi. Penggal sungai yang sudah dicor berhenti sampai tempat cerucuk tersebut. Saya katakan jangan dilanjutkan pengecorannya. Kita keruk bahan endapan kimia yang kita tidak suka, sekitar 50 sentimeter. Lalu kita beri geo tekstar dan coral baru, seperti kerikil. Jadi kalau tim mau meneliti, tinggal di bongkar saja," ucap Budi.

Revitalisasi Kali Besar, Kota Tua Senin (22/1/2018). Kali Besar berubah menjadi lebih cantik berkat program revitalisasiKompas.com/Setyo Adi Revitalisasi Kali Besar, Kota Tua Senin (22/1/2018). Kali Besar berubah menjadi lebih cantik berkat program revitalisasi

Dalam proses pembangunan juga ada bagian yang diminta diubah oleh pemerintah. Salah satunya adalah keberadaan kios di sepanjang area terbuka yang dihilangkan untuk dipindah ke lokasi binaan Jalan Cengkeh.

Selain itu, tanaman yang akan ditanam di sekitar area Kali Besar dipilih agar mampu menjadi tanaman peneduh tetapi tidak menghalangi pandangan menuju bangunan-bangunan di sekitar Kali Besar.

"Maka yang pertamanya dipilih kelapa jadi diganti sejenis tanaman palem. Soal kios-kios, saya langsung setuju ada di satu lokasi. Ini juga memaksimalkan ruang nantinya," ucap Budi.

Baca juga : Revitalisasi Kali Besar Harus Selesai Sebelum Asian Games 2018

Budi berharap, revitalisasi Kali Besar dapat membuat kawasan tersebut kembali bergeliat. Baik dari kegiatan masyarakat, ekonomi, wisata hingga fungsinya sebagai bagian dari kota Jakarta.

"Saya percaya kota itu harus punya peran dan fungsi. Bangunan seperti manusia. Ada anatomi dan jiwa. Perannya juga. Zamannya berubah perannya berubah. Kota Tua yang punya fungsi yang benar, untuk bangsa sendiri. Wisatawan dan lain-lain hanya bonus. Kalau tidak benar maka itu hanya kosmetik saja dan tidak akan lama," ujar Budi.

Fase kedua yang meliputi ruas Kali Besar-Jalan Kopi-Jembatan Kota Intan saat ini sudah mulai dikerjakan. Pengerjaannya juga menggunakan dana KLB Sampoerna Land sebesar Rp 270 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com