Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat KPK Kritik DPRD DKI yang Tak Kunjung Laporkan Harta Kekayaan...

Kompas.com - 16/05/2018, 06:12 WIB
Jessi Carina,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - DPRD DKI Jakarta kembali diingatkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera membuat Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

Hal itu terjadi saat Wakil Ketua KPK RI Saut Situmorang melontarkan kritik soal LHKPN DPRD DKI melalui Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik, ketika Saut memberi sambutan dalam Rencana Aksi Program Pemberantasan Korupsi Terintegrasi, di Balai Kota DKI, Selasa (15/5/2018).

"Mas Taufik, saya mohon maaf mau mengkritik, ya. Jadi, ada beberapa kalau dari peta LHKPN ini, ada beberapa yg menurut saya laporannya harus ditingkatin," ujar Saut, Selasa.

Baca juga: Saat Pimpinan KPK Tiba-tiba Kritik soal LHKPN DPRD DKI Kepada M Taufik

Saut menyebut, dirinya khawatir dengan kondisi ini. Sebab, belum ada satupun anggota DPRD DKI yang melaporkan harta kekayaannya.

Saut mengatakan, KPK siap untuk mendampingi anggota DPRD unguk mengisi LHKPN. "Nol persen loh, Pak, yang lapor LHKPN. Ini indikasi apa? Kalau memang malas isi, biar kita kirim tim nanti (untuk dampingi)," ujar Saut.

Padahal, seharusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan LHKPN. Saut menegaskan, penyelenggara negara yang membuat laporan harta kekayaan bukan berarti hartanya bermasalah.

Meski demikian, dia mengakui bahwa LHKPN merupakan indikator bersihnya keuangan seorang pejabat. Saut mengatakan, sudah seharusnya pejabat di DKI Jakarta menjadi contoh dalam kasus ini.

Baca juga: Kepatuhan Anggota DPRD dalam Laporkan LHKPN Masih Rendah

LHKPN sendiri sebenarnya menyelamatkan anggota Dewan yang ingin ikut kontestasi Pileg lagi. Jika ada anggota Dewan yang belum membuat LHKPN, maka akan menjadi sorotan publik.

"Yang perlu kita tekanan, LHKPN itu untuk menyelematkan mereka-mereka kalau mau ikut kontestasi lagi. Kan nanti itu jadi sorotan, wah yang ini belum melaporkan," ujar Saut.

"Jadi, kok KPK tidak hanya bicara penindakan tapi pencegahan? Ya supaya orang baik akan tetap baik," tambah dia.

Sulitnya mengisi LHKPN

Ketika ditanya tentang teguran Saut, M Taufik mengatakan salah satu alasan anggota Dewan tidak membuat LHKPN adalah rumitnya metode pengisian. Hal ini membuat anggota Dewan sulit mengisi sendiri.

Baca juga: Ditegur KPK, Taufik Bilang Anggota DPRD DKI Akan Laporkan LHKPN Bulan Ini

"Susah lho, kalau (laporan) pajak kan gampang. Kalau LHKPN ada metodenya sendiri, detail," ujar Taufik.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (18/4/2018).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (18/4/2018).

Taufik mengatakan, dirinya bersedia untuk melaporkan harta kekayaan selama dibantu cara pengisiannya. 

Oleh karena itu, DPRD DKI pun berkomunikasi dengan KPK. Taufik mengatakan, komunikasi itu sudah sejak beberapa pekan lalu, sebelum Saut menegur di Balai Kota.

Ke depan, Taufik menjanjikan ada pengisian LHKPN bersama-sama di Gedung DPRD DKI Jakarta. Semua anggota Dewan akan ikut dan membuat LHKPN dengan didampingi tim dari KPK.

Baca juga: Mohamad Taufik Mengaku Belum Pernah Laporkan LHKPN

"Mungkin pertengahan bulan ini atau akhir bulan ini kita akan ada pengisian bersama," ujar Taufik.

Alasan lain anggota Dewan belum mengisi LHKPN, karena banyak yang mempertanyakan status mereka.

Menurut mereka, DPRD DKI bukanlah penyelenggara negara yang wajib melaporkan harta kekayaan. Taufik sendiri belum pernah membuat LHKPN karena pemikiran-pemikiran itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com