JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi menduga pabrik arak ciu atau fermentasi tape beras yang ada di Kampung Utan Bahagia, Cengkareng Timur, Jakarta Barat, memakai modus penjualan toko obat sinshe.
"Ya, bisa dibilang (toko sinshe modus produksi ciu). Depannya (rumah) ada sinshe dan di dalamnya baru tempat produksi. Kayaknya dia buat nutupin," kata Kapolsek Cengkareng Khoiri saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (17/5/2018).
Produksi rumahan arak ciu tersebut digerebek polisi pada Selasa (15/5/2018) sekitar pukul 21.30 WIB. Pemilik pabrik adalah BJF (51) yang tinggal seorang diri di sana dan memproduksi sendiri dagangannya.
"Katanya kalau pakai karyawan cepat terbongkar. Setelah diselidiki dia ada bantuan (orang) angkat-angkat dan edarnya," katanya.
Baca juga: Polisi Sita 17 Drum Ciu dari Pria 51 Tahun di Cengkareng
Khoiri menambahkan, berdasarkan keterangan saksi, rumah BJF adalah rumah yang sudah lama tak ditempati. BJF baru menempati rumah tersebut sekitar dua tahun terakhir sembari memproduksi ciu dan membuka toko sinshe.
"Saya tanya ke warga di sana sekitar lima orang, katanya jarang ada yang berobat ke sana. Katanya dulunya itu rumah kosong dan seram. Setelah ada dia (BJF) baru dibuka sinshe begitu," tambah Khoiri.
Sembari membuka toko sinshe, BJF bisa memproduksi 40-60 botol ciu dalam sehari dengan kadar alkohol 30-40 persen. Satu botol dijualnya seharga Rp 17.000.
Polisi telah mengamankan BJF di Polsek Cengkareng bersama barang bukti bahan dan alat produksi.
Baca juga: Melihat Isi Rumah yang Produksi 5 Ton Ciu di Pekojan
Barang bukti bahan produksi yang disita seperti 17 drum isi bahan fermentasi, 1 buah alkohol meter, 1 bal botol air mineral kosong, 1 bal tutup botol air mineral, 1 plastik ragi, 1 kardus ragi, 1 tong kuali beras merah, dan setengah karung gula pasir.
Adapun alat produksi yang ikut disita yaitu 1 buah alkohol meter, 1 buah penyuling berupa kompor, gas, gentong, air, dan selang.
Ada pula 3 buah tabung elpiji ukuran 15 kilogram, 2 buah tabung elpiji ukuran 3 kilogram, dan 1 buah tungku penyuling beserta kompornya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.