Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2018, 14:08 WIB
Sherly Puspita,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan seekor anjing yang diduga dilakukan seorang pria bernama Wisnu viral di media sosial. Wisnu diduga menusuk anjing milik mantan kekasihnya itu karena cemburu.

Sekretaris Garda Satwa Indonesia Anisa Ratna Kurnia mengatakan, kejadian ini telah dilaporkan kepada pihaknya. Kini Garda Satwa Indonesia dan pemilik anjing tengah berdiskusi untuk menjerat pelaku ke ranah hukum.

"Jadi kami tadi sudah bertelepon juga ke pemiliknya yang bernama Loren yang merupakan mantan pacar Wisnu. Kejadiannya hari Senin (18/6/2018). Wisnu merasa cemburu karena saat itu Loren tengah berada di rumahnya di Cipondoh, Tangerang bersama seorang pria bernama David," ujar Anisa ketika dihububgi Kompas.com, Selasa (19/6/2018).

Baca juga: Viral, Video Polisi Lalu Lintas Seberangkan Kucing di Jalan Raya

Anisa melanjutkan, berdasarkan informasi yang diterima, saat itu Loren dan David berada di dalam rumah, sedangkan Wisnu berada di teras. Di teras tersebut hanya ada anjing milik Loren yang bernama Benjol.

"Mereka cekcok, karena Loren tidak mau keluar rumah, Wisnu nekat menusuk Benjol di bagian jantung," kata Anisa.

Loren dan David terkejut mendengar suara memekik anjing kesayangannya tersebut dan segera keluar dari dalam rumah. Sesampainya di teras, Benjol sudah dalam kondisi sekarat.

Segala upaya dilakukan, namun Benjol tak tertolong lagi.

"Pada saat David dan Loren keluar rumah dan sibuk menangani Benjol, Wisnu masuk ke dalam rumah Loren, mengambil ponsel Loren dan membantingnya hingga hancur," lanjut Anisa.

Baca juga: Anjing-Anjing Pelacak Jagoan Polda Metro Jaya Ikut Amankan Ibu Kota

Menurut keterangan Loren kepada Garda Satwa Indonesia, Wisnu kerap mengirimkan kalimat ancaman kepada Loren. Melalui akun Instagram, Wisnu mengakui membunuh Benjol.

"Wisnu sempat beralasan membunuh Benjol karena alasan berbau mistis. Dia bahkan pernah mengatakan lebih baik membunuh Benjol daripada David," kata dia.

Menurut Anisa, hal ini aneh mengingat Wisnu mengaku berprofesi sebagai pelatih anjing. Ia pun menilai alasan mistis yang dilontarkan Wisnu sangat tidak rasional.

"Kami sedang berunding dengan Loren untuk melaporkan Wisnu. Rencananya kami akan melaporkannya dengan tuduhan penganiayaan binatang, pengancaman, dan memasuki properti orang sembarangan," kata dia.

Meski demikian, hingga saat ini pihaknya masih mengumpulkan bukti terkait pengancaman melalui pesan singkat yang dilakukan Wisnu mengingat ponsel Loren telah dibantingnya hingga hancur.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Massa Demo Pro-Kontra Pemerintah di DPR Saling Lempar Botol

Massa Demo Pro-Kontra Pemerintah di DPR Saling Lempar Botol

Megapolitan
Sekolah di Dekat KPU dan Bawaslu RI Diliburkan saat Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Sekolah di Dekat KPU dan Bawaslu RI Diliburkan saat Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Polsek Tanjung Priok Larang Kegiatan 'Sahur on The Road'

Polsek Tanjung Priok Larang Kegiatan "Sahur on The Road"

Megapolitan
Fokus ke Pilpres, Perolehan Kursi Gerindra di DPRD DKI Merosot

Fokus ke Pilpres, Perolehan Kursi Gerindra di DPRD DKI Merosot

Megapolitan
Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Megapolitan
Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Megapolitan
Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Megapolitan
Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Megapolitan
Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Megapolitan
Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Megapolitan
Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi 'Food Estate' Jakarta

Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi "Food Estate" Jakarta

Megapolitan
Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Megapolitan
Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com