Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Dekat dengan Wajah Baru Velodrome Rawamangun

Kompas.com - 21/06/2018, 19:21 WIB
Stanly Ravel,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Arena balap sepeda Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur, disebut sebagai lapak pacuan sepeda terbaik se-Asia oleh Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSl) Raja Sapta Oktohari.

Hal ini lantaran sertifikasi yang diberikan oleh Union Cycliste Internationale (UCI) beberapa waktu lalu saat melakukan tinjauan dan pengujian di area balap sepeda indoor.

Baca juga: LRT Kelapa Gading-Velodrome Akan Terintegrasi Transjakarta

Menurut Edry Pohan, staf engineering PT Virama Karya (Persero) yang juga menaungi proyek Jakarta International Velodrome, sertifikasi yang diberikan UCI merupakan kategori 1 atau yang tertinggi.

"Kami mendapat sertifikasi kategori 1 yang artinya tertinggi. Pemberian sertifikasi tidak main-main karena sebelumnya UCI juga melakukan tinjauan bahkan sampai melakukan pengetesan di lintasan," ucap Edry saat ditemui Kompas.com, Kamis (21/6/2018).

Jakarta International Velodrome, Kamis (21/6/2018)KOMPAS.com/ STANLY RAVEL Jakarta International Velodrome, Kamis (21/6/2018)

Edry menyampaikan, pemberian sertifikasi UCI kategori 1 menandakan bahwa lintasan balap sepeda di Velodrome memiliki standar dunia dan layak untuk pertandingan skala internasional seperti olimpiade.

"Semua dicek oleh UCI, mulai dari panjang lintasan, strukturnya, lebar garis, lebar lintasan, tingkat kemiringan lintasan, tinggi kaca pembatas, dan hasilnya sesuai standar internasional. Karena tiap-tiap unsur tadi memiliki standar dimensi dan ukuran," paparnya.

Sekilas dari pantauan Kompas.com di lokasi, bangunan yang diklaim sudah 100 persen selesai ini sangat tertata dengan baik. Lintasan kayu yang digunakan untuk arena balap sepeda kayu pun masih mulus.

"Lintasan kami punya panjang standar dunia yakni 250 meter dengan tingkat kimiringan 40 derajat," ujar dia.

Baca juga: Velodrome Jakarta Disebut yang Terbaik se-Asia

Bangku lipat penonton yang mampu menampung hingga 2.000 orang juga masih terbungkus plastik dengan ornamen garis merah.

Sementara itu, di bagian atap, terpampang tiang-tiang bangunan yang kokoh. Pada bagian luar, taman-taman masih dalam penyempurnaan.

Namun, beberapa tiang yang nantinya digunakan untuk memajang bendera negara yang ikut memeriahkan Asian Games sudah tersaji.

Tampilan luar yang sudah menggunakan desain baru juga membuat kesan kemegahan tersendiri, apalagi ditambah dengan area yang lebih lapang dari sebelumnya.

"Sudah 100 persen untuk Asian Games, hanya tinggal finishing touch saja agar lebih sempurna. Nanti kapasitas bangku juga akan ditambah sehingga mampu menampung hingga 3.000 penonton," ucap dia.

Jakarta International Velodrome, Kamis (21/6/2018)KOMPAS.com/ STANLY RAVEL Jakarta International Velodrome, Kamis (21/6/2018)

Ketika ditanya apa kelebihan Velodrome sehingga diklaim sebagai arena balap sepeda terbaik se-Asia, Edry hanya mengatakan pada intinya pencinta balap sepeda di Tanah Air tidak perlu ke luar negeri untuk menyaksikan pertandingan sepeda indoor, cukup datang ke Jakarta Timur.

"Kebetulan secara perbandingan saya tidak bisa jawab, karena saya tidak ikut tim survei yang melakukan peninjauan ke beberapa negara. Yang pasti masyarakat sekarang enggak perlu keluar negeri untuk lihat balap sepeda, cukup di sini saja," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com