Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TVOne Laporkan Akun Instagram yang Diduga Manipulasi "Running Text" Skor Piala Dunia

Kompas.com - 02/07/2018, 15:35 WIB
Sherly Puspita,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — PR Manager TVOne Raldy Doy melaporkan pemilik sebuah akun Instagram yang diduga memanipulasi running text mengenai hasil laga piala dunia pada Sabtu (30/6/2018).

Akun instagram tersebut mengubah skor pertandingan antara Argentina kontra Perancis. Akun tersebut menempatkan Argentina menang 4:3 atas Perancis. Padahal, pada kenyataannya Perancis memenangkan pertandingan tersebut.

Raldy mengatakan, tindakan memanipulasi isi running text tersebut sangat mencemarkan nama baik TVOne.

"Hari ini kami laporkan secara resmi, kami serahkan kepada kepolisian untuk melakukan investigasi, melakukan semua proses, sehingga bisa ditemukan pelaku dan bisa dibereskan secara menyeluruh," ujar Raldy di Mapolda Metro Jaya, Senin (2/7/2018).

Baca juga: Piala Dunia, Perancis Kalahkan Argentina dan Lolos ke Perempat Final

Raldy menjelaskan, pada 30 Juni 2018 pukul 23.09, TVOne tidak menayangkan program bertajuk Kamar Arena seperti yang tertera pada unggahan akun tersebut. Saat itu, TVOne menayangkan program One Pride.

Raldy mengatakan, dalam postingan itu, akun tersebut menampilkan seorang pembawa acara TVOne. Padahal, pada jam tersebut pembawa acara tersebut sedang tak bertugas.

"Kami juga bawa teman-teman IT, (untuk menunjukkan) tayangan yang kami lakukan saat itu," sebutnya.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Perancis Vs Argentina, 2 Gol Bersejarah Mbappe

Ditemui di lokasi yang sama, General Manager News Gathering TVOne Ecep S Yasa membenarkan bahwa akun tersebut telah menyampaikan permohonan maafnya melalui sebuah unggahan.

Namun, menurut dia, pihaknya tak akan mengurungkan niatnya untuk membuat laporan polisi.

"Yang jelas kan ini bukan produk jurnalisme. Seandainnya ini produk jurnalisme, tentu kami selesaikan ke pihak mekanisme jurnalisme. Ada hak jawab, hak tolak dan sebagainya. Tapi ini kan sebuah berita bohong yang di-publish di sosmed yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," katanya.

Baca juga: Susunan Pemain Perancis Vs Argentina, Messi Jadi Ujung Tombak

Menurut dia, tindakan unggahan dalam akun instagram ini akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada TVOne.

"Kami pada prinsipnya tidak ingin peristiwa yang sama terulang di kemudian hari sehingga memang proses penegakan hukum harus kami tempuh."

"Bahwa ada persoalan minta maaf atau tidak itu persoalan yang tetap bisa berjalan, tapi ini kan persoalan hukum yang harus diselesaikan secara hukum," ujarnya.

Kompas TV Demam Piala Dunia ikut mewarnai penyelenggaraan Pilkada Serentak 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com