Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Satpam Proyek Trotoar Sudirman-Thamrin, Tak Tidur 24 Jam Awasi Properti

Kompas.com - 14/07/2018, 07:38 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengerjaan proyek revitalisasi trotoar Sudirman-Thamrin memang saat ini sedang dikebut demi mengejar target harus rampung sebelum Asian Games pada Agustus 2018 nanti.

Salah seorang satpam yang menjaga pengerjaan proyek tersebut di zona 4, Angga mengaku dirinya harus bekerja selama 24 jam untuk mengawasi dan menjaga keamanan di area zona 4 yang meliputi trotoar di depan gedung Indocement hingga depan gedung Indofood di Sudirman.

"Selama 24 jam itu saya enggak boleh tidur, paling istirahat. Biasanya mulai tugas pagi jam 7 sampe besok pagi jam 7 lagi," ujar Angga kepada Kompas.com, Jumat (13/7/2018).

Angga baru bisa tidur ketika satpam lainnya berganti shift pada hari berikutnya. Di zona 4 ini terdapat 2 satpam yang biasa berjaga secara bergantian per hari.

Di zona 4 ini, kata dia, harus berjaga ekstra hati-hati terutama pada malam hari, karena banyaknya alat proyek berharga yang harus diawasi. Apalagi di kawasan samping patung Sudirman hingga JPO Dukuh Atas merupakan titik rawan.

"Kalau malam justru pantauan saya harus lebih kuat karena harus jaga alat. Karena kan sebelum ada proyek ini banyak kasus ada penodongan, pencurian, tapi alhamdullillah selama proyek ini berjalan enggak terjadi apa-apa," ungkap Angga.

Baca juga: Jelang Asian Games, Pengerjaan Trotoar Sudirman-Thamrin Dikebut

Apalagi di zona tersebut, tidak terdapat gedung-gedung lain di antara gedung Indocement dan gedung Indofood sehingga mau tidak mau Angga harus mampu berjaga sendirian.

"Kalau di zona lain, mungkin ada gedung nah satpam-satpamnya suka bantuin juga buat mengawasi, sedangkan di sini kan mbak lihat sendiri enggak ada gedung lain dalam jarak sini ke situ," tuturnya sambil menunjuk kedua gedung.

Tak hanya Angga, demi mengejar proyek pengerjaan trotoar ini, para pekerja harus bekerja lebih giat dan ekstra dari biasanya.

Pekerja harus mampu bekerja dengan ritme yang lebih cepat namun dituntut untuk tetap rapi dan mendetil.

"Iya, karena kan ini trotoar buat kepentingan orang banyak, jadi walaupun balapan ngerjainnya tapi harus rapi. Engga boleh ada yang salah," ujar seorang pekerja, yang diketahui bernama Amin Subagio.

Amin dan teman-temannya dibagi menjadi dua shift setiap harinya. Shift 1 bekerja dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.30 WIB. Lalu dilanjutkan shift 2 pada pukul 19.00 hingga 03.00 atau bahkan sampai mendekati pagi.

"Ya, itu pun kalau shift malam kadang sampai paginya lagi mbak. Jadi enggak tergantung harus selesai jam 3 atau 4 subuh," imbuhnya.

Baca juga: Melihat Pengerjaan Revitalisasi Trotoar Sudirman-Thamrin

Hal ini dibenarkan oleh salah satu pengelola proyek di zona 4, Fajar. Demi mengejar target terselesainya proyek ini pada akhir Juli, Fajar mengaku seluruh pekerja yang bekerja di bawah pengawasannya memang harus bekerja lebih giat.

"Jadi ada dua shift. Dari jam 8 pagi sampe setengah 6 sore, dan jam 7 malam sampe subuh. Tapi kadang sampe jam 7 pagi lagi. Karena memang kejar target akhir Juli udah harus selesai semuanya," tandasnya.

Kompas TV Jelang perhelatan Asian Games 2018, pemilik proyek MRT Jakarta menambah jumlah pekerja hingga dua kali lipat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com