Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD DKI Sebut Kamar Mandi di RPTRA Kalijodo Jorok

Kompas.com - 01/08/2018, 23:08 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi bersama sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta mendatangi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Rabu (1/8/2018). Kedatangan mereka untuk melihat kondisi Kalijodo yang kabarnya tidak lagi terawat.

Prasetio mengatakan, setelah berkeliling, Ia melihat sendiri bahwa banyak bagian RPTRA tersebut tidak lagi terawat.

"Kami lihat tembok retak, kamar mandi jorok, mushala bau, ini piye?" ujar Prasetio saat ditemui di Kali Item Kemayoran, Jakarta Pusat.

Prasetio mengatakan, harusnya Pemprov DKI Jakarta merawat RPTRA yang telah susah payah dibangun oleh pemerintahan sebelumnya dengan membongkar paksa bekas lokasi prostitusi tersebut.

Baca juga: Menurut Sandiaga, Ini Penyebab RPTRA Kalijodo Kini Tak Terawat...

Prasetio akan memanggil instansi terkait yang berwenang mengurus RPTRA tersebut untuk menanyakan anggaran perawatan RPTRA itu.

"Saya minta kepada Pak Gubernur dan Pak Wagub tolong ini sebagai catatan. Ini enggak gampang loh, ini dulu masyarakat yang istilahnya enggak mau nyentuh hanya masyarakat tertentu saja yang mau. Masa bagus begini enggak dirawat?" kata Prasetio.

"Saya akan coba panggil (dinas terkait). Saya akan lihat kemana nih anggarannya," lanjut dia.

Pada 23 Juli lalu, Kompas.com mengunjungi taman yang terletak di wilayah perbatasan Jakarta Utara dan Jakarta Barat tersebut. Area rerumputan yang mengelilingi kawasan RTH Kalijodo tampak tak terawat. Area rerumputan yang mestinya berwarna hijau tampak berwarna coklat, rerumputannya mengering dan permukaan tanahnya gundul.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, pemeliharaan RPTRA dan RTH Kalijodo dipegang banyak Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Hal itulah yang membuat birokrasinya berbelit dan koordinasinya kurang sehingga RPTRA Kalijodo kini tidak terawat.

"Ini RPTRA satu-satunya yang tidak di bawah kelurahan, jadi koordinasinya memang kurang. Karena luas area yang besar, pemeliharaan dan operasinya ditanggung masing-masing suku dinas terkait," ujar Sandiaga pada 23 Julu 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com