DEPOK, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berbicara mengenai potensi kemaritiman di Indonesia yang seharusnya disegani dan dibanggakan.
Hal itu disampaikan Susi saat memberikan kuliah umum kepada 7.550 mahasiswa baru, di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (13/8/2018).
"Indonesia ada 17.504 pulau banyak sekali, belum lagi 111 pulau terluar, panjang pulau kita capai lebih dari 97.000 kilometer, nomor dua terpanjang di dunia, dan ada 5,8 juta persegi zona eksklusif ekonomi kita,” ucap Susi, Senin.
Baca juga: Menteri Susi Ajak Masyarakat Bersih-bersih Pantai 19 Agustus Nanti
Menurut dia, Presiden Joko Widodo ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia atau pusat perputaran ekonomi maritim.
Namun, dalam 7 dekade, pemerintah lebih fokus wilayah daratan dibanding kelautan.
"Kita konsen terus ke darat dalam 7 dekade ini, padahal 71 persen wilayah kita ini adalah laut, hanya 29 persen daratan. Mungkin bisa 75 persen atau 80 persen kalau dihitung dengan danau dan sungai," ujar Susi.
Baca juga: Menteri Susi: Kalau di Sini Ada yang Berkelahi Gara-gara Pilpres, Ibu Tenggelamkan!
Ia mengatakan, kesalahan dari pengelolaan menyebabkan bangsa Indonesia tidak dapat menikmati kesejahteraan laut.
Pengelolaan perikanan yang tidak sesuai juga membuat ikan-ikan di lautan Indonesia terus dicuri ribuan kapal dari negara-negara tetangga.
Oleh karena itu, Susi berupaya mengeksekusi seluruh pelanggar aturan di wilayah maritim dengan menenggelamkan kapal asing tanpa kompromi.
Baca juga: Menteri Susi: Saya Bisa Selesaikan Pencurian Ikan karena Pak Jokowi Berani
"Saya sebagai pembantu presiden diminta eksekusi menenggelamkan seluruh pelanggar-pelanggar yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan wilayah laut untuk tindakan kejahatan," ucapnya.
Selain pencurian ikan ini, penenggelaman kapal juga untuk kejahatan penyelundupan narkoba, miras dan lain-lain.
"Kami tenggelamkan orang-orang yang curi ikan. Kalian curi ikan ya kalian berakhir jadi rumah ikan. Namun, saat ini Indonesia sudah menjadi salah satu negara yang ditakuti oleh negara lain sekarang untuk mencuri ikan,” tambah Susi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.