Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Suka dengan Anak Tiri yang Berujung Penganiayaan hingga Koma...

Kompas.com - 25/08/2018, 12:37 WIB
David Oliver Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah memasuki hari keempat AAP (2) harus terbaring koma karena penganiayaan yang dilakukan ayah tirinya AS (27), di rumah kontrakan mereka di Sukapura, Jakarta Utara, Rabu (22/8/2018).

Hanya karena tidak senang dengan kehadiraan AAP dalam rumah tangga bersama istri keduanya itu, AS gelap mata menganiaya korban.

"Motifnya adalah, karena tersangka tidak ingin kehadiran anak itu di rumah tersangka karena istri tersangka merupakan istri kedua," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara AKBP Febrinsyah, di Mapolres Jakarta Utara, Jumat (24/8/2018).

Dari keterangannya, AS merasa kesal karena kehadiran AAP di rumahnya dianggap menganggu.

Baca juga: Kondisi Bocah 2 Tahun yang Dianiaya Ayah Tirinya di Jakarta Utara Kritis

 

Pria yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online itu menikah dengan ibu korban pada 2017.

Kebencian AS terhadap AAP telah terlihat sejak 2017, di mana pelaku juga pernah melakukan tindakan kasar terhadap korban.

Kronologi penganiayaan

Kejadian bermula pada Rabu siang, saat AS dan AAP berada di rumah.

Kebetulan istri AS, AMT, sedang keluar rumah karena diminta suaminya membelikan nasi ke warung yang berjarak cukup jauh dari rumah mereka.

Saat AMT pergi, AS mulai menyiksa AAP dengan lima kali memukul korban di bagian kepala. Pukulan itu membuat AAP tidak sadarkan diri.

Melihat anak tirinya tak lagi sadar, AS membawa AAP ke kamar mandi dan membasuh wajah korban agar sadar. Namun, AAP tak kunjung sadar.

Karena panik, AS kemudian membawa AAP ke rumah sakit. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan dan langsung merawat korban di ruang PICU.

AMT yang baru sampai di rumah kemudian diberi tahu tetangganya bahwa AAP telah dibawa ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, AMT melihat kondisi AAP yang koma dan meminta penjelasan AS.

Baca juga: Bocah 2 Tahun Dianiaya Ayah Tirinya hingga Koma

 

AS mengakui dia telah melakukan pemukulan terhadap AAP. AMT kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polres Jakarta Utara.

AMT melaporkan suaminya itu lantaran sudah beberapa kali melakukan penganiayaan kepada korban sejak 2017.

Setelah mendapat laporan tersebut, polisi mengamankan AS yang masih berada di rumah sakit. AS pun mengakui perbuatan dan motifnya memukul korban.

Pernah dianiaya

Penganiayaan yang dilakukan AS terhadap AAP pernah dilakukan pada 2017. Saat itu, AS memukul AAP menggunakan helm di bagian kepala.

AMT yang mengetahui hal tersebut kemudian melaporkan AS ke Polres Jakarta Utara. Namun, hanya berselang beberapa hari, AMT mencabut laporan tersebut.

Pencabutan laporan dikarenakan AMT mempertimbangkan pernikahan mereka yang masih baru.

AMT mencabut laporan dengan syarat AS tidak mengulang tindakan tersebut. Namun, kejadian Rabu kemarin menunjukan AS tak jera dengan perbuatannya.

Baca juga: Pengemudi Ojek Online Pernah Dilaporkan karena Pukul Anak Tirinya Pakai Helm

Itulah yang membuat AMT kembali melaporkan AS. Kali ini, AMT tidak mencabut laporan tersebut hingga polisi menetapkan AS sebagai tersangka.

Hingga Jumat (24/8/2018) malam, AAP masih kritis sejak dirawat Rabu di RSUD Koja.

Anggota dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Fauziah, yang mendampingi keluarga AAP mengatakan, dokter di rumah sakit menyatakan detak jantung AAP sempat lemah.

Setelah diberikan sejumlah tindakan medis, denyut jantung AAP kembali normal. Saat ini, seluruh keluarga AAP berada di rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com