Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMK Pijar Alam di Bekasi Dirusak Diduga akibat Balas Dendam Pasca-tawuran

Kompas.com - 28/08/2018, 16:04 WIB
Dean Pahrevi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Tawuran antar-pelajar SMK Pijar Alam (SMK PA) dan SMK Karya Bahana Mandiri (SMK KBM) yang terjadi di Jalan Raya Sumur Batu, Bantargebang, Kota Bekasi, berbuntut pada perusakan sekolah.

SMK PA dirusak oleh oknum siswa SMK KBM, yang diduga melakukan balas dendam atas kematian rekan mereka.

Satu siswa SMK KBM dan dua lainnya luka berat akibat tawuran yang terjadi sebelumnya antara kedua sekolah tersebut.

Adanya unsur balas dendam dalam kasus perusakan SMK PA ini berdasarkan hasil penyelidikan Satuan Unit Reskrim Polsek Bantargebang.

Baca juga: Tawuran di Bekasi, 1 Pelajar SMK Tewas

"Ada rentetan, satu hal untuk pengerusakan yang dilakukan dari SMK yang korban meninggal itu melakukan pengerusakan terhadap sekolah SMK yang kemarin membunuh. Itu akan kita tindak lanjuti untuk SMK yang melakukan pengerusakan itu supaya tidak lagi terulang," kata Kapolsek Bantargebang Kompol Siswo, di Mapolres Metro Bekasi Kota, Selasa (28/8/2018).

Belum diketahui seberapa parah kerusakan pada sekolah tersebut.

Dalam kasus tawuran ini, lanjut Siswo, terdapat juga peran alumni dari masing-masing SMK tersebut yang bertindak sebagai penyedia senjata tajam untuk digunakan para saat tawuran.

"Senjata ini senjata rakitan buatan, tapi dibeli Rp 35.000 ya. Satu orang membeli satu senjata Rp 35.000, belinya di alumni yang menyiapkan senjata tajam itu. Identitas sudah didapat. Masing-masing ada alumninya, dari SMK korban maupun pelaku ada alumninya yang terlibat," ujar Siswo.

Adapun korban yang meninggal dunia berasal dari SMK KBM berinisial IP, terdapat juga dua pelajar yang mengalami luka berat masing-masing dibagian tangan dan kepala yakni berinisial AL dan MDP.

Dua korban luka kini masih dirawat di Rumah Sakit Bakti Husada Bantargebang.

Baca juga: Polisi Akan Bentuk Satgas Anti Tawuran di Pasar Rumput

Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Wijonarko mengatakan, tawuran antarpelajar terjadi setelah kedua pihak membuat kesepakatan melalui percakapan di WhatsApp untuk bertemu di Jalan Raya Sumur Batu melakukan tawuran.

"Saling menantang, mungkin mengeluarkan kata-kata yang menyinggung akhirnya antara pelaku dan korban bertemu," kata Wijonarko.

Dalam kasus ini, polisi menangkap lima pelaku yang berasal dari SMK Pijar Alam pada Minggu 26 Agustus 2018

Kelima pelaku yakni Andriyana alias Andri (18), MS (15), DAR (15), RP (17), dan MAS (16).

Atas perbuatannya, kelima pelaku terancam dikenakan pasal 170 tentang Pengeroyokan, dengan hukuman penjara maksimal 12 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com