Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Rencana Pos Anggaran untuk Orang Meninggal di APBD DKI

Kompas.com - 14/09/2018, 09:16 WIB
Jessi Carina,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - DPRD DKI Jakarta, Kamis (13/9/2018), membahas alokasi anggaran untuk lahan makam dan fasilitas pendukungnya dalam rapat Kebijakan Umum Perubahan Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) 2018 bersama dengan Dinas Kehutanan.

Berikut ini adalah anggaran-anggaran yang terkait dengan hal itu:

Anggaran RTH

Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov DKI Jakarta sepakat untuk menaikan anggaran pembebasan lahan ruang terbuka hijau (RTH) menjadi Rp 400 miliar.

Anggaran itu akan digunakan untuk membeli lahan. Lahannya akan dibangun RTH. RTH sendiri ada tiga jenis yaitu RTH taman, hutan, dan makam.

Baca juga: DKI Krisis Lahan Makam, Sandiaga Minta Warga Tak Khawatir

Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Djafar Muchlisin mengatakan sampai bulan ini pihaknya baru bisa menambah 0,3 hektar lahan untuk makam. Namun pembeliannya masih terus dilakukan sampai sekarang.

Untuk sementara, TPU yang ada di Jakarta diprediksi masih mampu memenuhi kebutuhan sampai dua tahun lagi.

"Untuk pemakaman kita masih ada, di Pondok Rangon dan Tegal Alur itu kira-kira masih cukup untuk dua tahun lagi. Tapi memang selama ini yang menjadi favorit itu yang berada di lokasi strategis seperti Karet Bivak, Menteng Pulo," kata Djafar di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis.

Makam yang sudah penuh umumnya berada di lokasi strategis. Djafar mencontohkan TPU di Karet Bivak, Menteng Pulo, dan Tanah Kusir.

Anggaran kain kafan

Pemprov DKI Jakarta juga diminta untuk menambah anggaran untuk membeli kain kafan, papan makam, sound system, dan tenda. Semua itu adalah perlengkapan yang dibutuhkan warga dalam melakukan proses pemakaman.

Djafar mengatakan, dulu warga yang tidak mampu memang mendapat bantuan uang Rp 800.000 dari pemerintah agar bisa membeli perlengkapan itu. Sekarang, pemerintah yang menyediakan perlengkapannya.

Tahun ini Dinas Kehutanan sudah selesai lelang dengan nilai Rp 1,5 miliar untuk semua perlengkapan. Anggota banggar meminta anggarannya ditambah dalam APBD Perubahan 2018 ini. Djafar menyatakan hanya sanggup menambah Rp 200 juta karena masalah lelang.

"Rp 200 juta dulu Pak karena terkendala waktu lelang," kata dia.

Akhirnya, forum banggar menyetujui penambahan pembelian perlengkapan itu. Pembelian kain kafan, papan, dan terpal masing-masing ditambah Rp 200 juta.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com