Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Soleh, 25 Tahun Menjaga Warga Kemayoran agar Bebas Banjir

Kompas.com - 15/09/2018, 22:24 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dari kejauhan, seorang pria terlihat tergesa-gesa berjalan kaki memasuki terowongan Apron di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat yang digenangi air, Rabu (12/9/2018).

Pria dengan tubuh yang tak lagi sempurna itu terlihat mondar-mandir di terowongan yang gelap karena tak ada cahaya lampu yang menyinarinya.

Sesekali, pria tersebut memeriksa sebuah mesin pompa yang terlihat tak berfungsi di terowongan itu.

Dengan bekal lampu dari kendaraan yang melintas, pria itu terlihat mengotak-atik pompa selama beberapa menit.

Kemudian, ia pergi berjalan kaki menuju jalan raya sambil melihat sebuah selokan tempat pembuangan air.

"Coba dengarkan, ada terdengar air mengalir kan. Itu tandanya air sudah disedot, tinggal tunggu surut," ujar pria tersebut.

Baca juga: Terowongan Apron Terendam Banjir, Sekda DKI Sebut Itu Kewenangan PPK Kemayoran

Pria itu bernama M Soleh (58), petugas operator pengendali banjir di Pusat Pengelola Kompleks Kemayoran. Selama 25 tahun, Soleh telah menjaga agar warga Kemayoran terbebas dari banjir.

Meski tubuhnya tak lagi sempurna, tak pernah menyurutkan pria tiga anak ini untuk terus bekerja.

Banjir di terowongan Apron, Jalan HBR Motik, Kemayoran, Jakarta Pusat yang terjadi sejak Senin (10/9/2018) sore, telah surut pada Rabu (12/9/2018) malam. Pantauan Kompas.com di lokasi pukul 18.30 WIB, hanya tersisa rembesan air di pinggir jalan. KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Banjir di terowongan Apron, Jalan HBR Motik, Kemayoran, Jakarta Pusat yang terjadi sejak Senin (10/9/2018) sore, telah surut pada Rabu (12/9/2018) malam. Pantauan Kompas.com di lokasi pukul 18.30 WIB, hanya tersisa rembesan air di pinggir jalan.

Soleh menceritakan, selama berpuluh-puluh tahun menjadi petugas operator pengendali banjir, banyak hal yang telah dihadapinya, termasuk kehilangan bagian tubuhnya saat bertugas.

Pada tahun 2000-an, Soleh ditugaskan untuk menangani banjir di salah satu waduk yang berada di Kemayoran. Saat itu hujan lebat, sejumlah peralataan listrik di kawasan itu digenangi air.

Soleh tidak sengaja memegang sebuah gardu listrik bertegangan 20.000 volt. Hal itu mengakibatkan dirinya tersetrum hingga tak sadarkan diri.

Beberapa pekan setelahnya, Soleh tersadar. Namun, ada kejanggalan yang dia rasakan. Kedua tangannya tak lagi bisa dirasakan.

Ternyata, karena kejadian itu, tangan kanan Soleh harus diamputasi, sedangkan tangan kirinya sulit untuk kembali normal. Bahkan, jari-jarinya tak lagi bisa menggenggam.

"Awalnya saya sudah ngerasin ada nyetrum-nyetrum, tapi dibiarin saja lah. Eh, enggak sengaja megang gardu listrik. Ya saya rasanya kayak terkejut gitu langsung enggak sadar. Ya ini hasilnya, tangan kanan enggak ada lagi, yang kiri juga enggak bisa lagi genggam," ujar Soleh.

Mengabdi

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com