Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Pendapat PKS dan Gerindra demi Perebutkan Kursi Panas Wagub DKI

Kompas.com - 18/09/2018, 07:53 WIB
Nursita Sari,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perebutan kursi wakil gubernur DKI Jakarta yang ditinggalkan Sandiaga Uno masih berlanjut.

Sebagai pengusung Anies Baswedan-Sandiaga pada Pilkada DKI 2017, Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sama-sama ingin mengusulkan nama wakil gubernur.

PKS meminta Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik tidak maju sebagai calon wakil gubernur DKI. Dengan demikian, PKS dan Gerindra bisa sepakat mengusulkan satu nama dari PKS.

Pemilihan wakil gubernur DKI pun tidak perlu dilakukan melalui mekanisme pemungutan suara atau voting di DPRD DKI Jakarta.

"Pak Taufik enggak usah maju. Yang diusung oleh PKS dan Gerindra itu satu aja sehingga tidak ada voting-voting, langsung otomatis aja gitu. Itu harapannya PKS," kata Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi, Senin (17/9/2018).

Baca juga: Taufik: Gerindra dan PKS Nyalonin Wagub Satu-satu, Tanding di DPRD


Perkokoh koalisi Pilpres

PKS berharap Gerindra legowo menyerahkan kursi wakil gubernur DKI itu kepada PKS. Tujuannya yakni demi memperkokoh koalisi pada Pilpres 2019.

PKS dan Gerindra diketahui berkoalisi mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga pada Pilpres mendatang. PAN dan Partai Demokrat turut bergabung dalam koalisi itu.

"Ada tujuan yang lebih besar, memperkokoh koalisi untuk kemenangan presiden. Salah satu cara memperkokoh itu adalah dengan calonnya satu aja dari PKS didukung PKS sama Gerindra," ujar Suhaimi.

Meskipun demikian, Suhaimi mengaku pihaknya belum berkoordinasi lagi dengan Taufik dan Partai Gerindra untuk membahas keinginan PKS agar Gerindra tidak mengajukan nama cawagub.

Baca juga: PKS Minta Gerindra Tak Calonkan Taufik demi Perkokoh Koalisi Pilpres 

Dia akan berkomunikasi dengan Taufik dalam waktu dekat.

Sementara soal nama cawagub yang akan diajukan PKS, Suhaimi menyebut akan diputuskan oleh majelis syuro PKS. Dia menyebut belum ada pengerucutan dari enam nama yang digadang-gadang akan diusulkan PKS.

Keenam nama tersebut ialah Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS), Ahmad Heryawan (mantan Gubernur Jabar), Ahmad Syaikhu (mantan Wakil Wali Kota Bekasi), Nurmansjah Lubis (anggota DPR), Ketua DPW PKS DKI Syakir, dan Suhaimi.

Jawaban Taufik

Taufik disebut sebagai calon tunggal yang akan diusulkan Gerindra sebagai wakil gubernur DKI pengganti Sandiaga.

Taufik menyebut partainya tidak akan begitu saja menyerahkan kursi wakil gubernur DKI kepada PKS.

Dia menyampaikan, lebih bagus jika Gerindra dan PKS sama-sama mengajukan nama calon wakil gubernur untuk diputuskan melalui voting di DPRD DKI Jakarta.

"Ya enggak kasih. (Gerindra dan PKS) nyalonin satu-satu saja, kan lebih bagus. Kemudian serahkan di DPRD, tanding di DPRD," ucap Taufik.

Baca juga: Prabowo Ketawa-tawa Diberitahu bahwa Taufik Dicalonkan Jadi Wagub DKI

Taufik pun optimistis bahwa Partai Gerindra akan memenangkan voting pemilihan wakil gubernur DKI oleh DPRD DKI Jakarta.

Saat ditanya soal sikap Gerindra yang mencalonkan wakil gubernur akan memengaruhi soliditas koalisi pada Pilpres, Taufik menyebut soliditas itu tidak bisa ditukar dengan kursi wagub DKI.

"Enggaklah, masa begitu, masa tuker-tukeran," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com