Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Kalimalang Tambah Macet

Kompas.com - 09/10/2018, 18:43 WIB
Dean Pahrevi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kemacetan panjang terjadi di ruas Jalan KH Noer Ali atau Kalimalang, Kota Bekasi imbas rekayasa lalu lintas yang diterapkan di ruas jalan tersebut, Selasa (9/10/2018).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, pukul 17.00 WIB, arus lalu lintas di jalan sisi selatan Kalimalang sebelum Jembatan 6 Galaxy padat merayap.

Kendaraan roda empat dan roda dua memenuhi ruas jalan. Kepadatan kendaraan ini terjadi karena penutupan Jembatan 6 Galaxy yang biasanya digunakan pengendara untuk berputar balik ke arah Bekasi.

Baca juga: Ada Proyek Tol Becakayu, Rekayasa Lalu lintas Kalimalang Dilakukan 3 Bulan

Akibat ditutupnya jembatan tersebut, pengendara dari arah Bekasi yang hendak berputar balik harus berputar di Jembatan Caman.

Kemacetan juga terjadi akibat pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan. Mereka mengurangi lebar jalan di sisi selatan Kalimalang itu.

Raja, seorang pengendara yang hendak ke arah Jakarta, mengeluhkan kemacetan yang cukup panjang di ruas jalan tersebut.

Menurut dia, kepadatan kendaraan terjadi akibat menyempitan jalan setelah melewati gerbang Tol Jakasampurna.

"Parah ini macetnya panjang banget, gara-gara ditutup ini jembatannya. Sudah begitu jalannya sempit banget jadi padat banget kan ini," kata Raja di jalan sisi selatan Kalimalang, Kota Bekasi, Selasa (9/10/2018).

Raja menyampaikan, seharusnya rekayasa lalu lintas dilakukan apabila kondisi jalan sudah siap digunakan untuk mendukung rekayasa lalu lintas tersebut.

"Ini jalannya masih sempit begini, sudah dipaksa ditutup saja jembatannya. Harusnya jalannya dilebarin dulu-lah, biar tidak padat begini," ucap Raja.

Baca juga: Warga Keluhkan Rekayasa Lalu Lintas Jalan Kalimalang

Sementara itu, Ruli, pengendara motor lainnya yang biasa melintas di jalan KH Noer Ali untuk berangkat kerja, mengatakan bahwa setelah ada rekayasa lalu lintas, kemacetan di ruas jalan sisi selatan Kalimalang, khususnya di area perempatan Galaxy menjadi lebih parah dibanding sebelum ada rekayasa lalu lintas.

"Tiap pagi atau jam pulang kantor di sini memang selalu macet, tetapi pas ada penutupan jembatan ini jadi makin parah. Waktu kemarin itu macetnya sudah dari Mal Metropolitan. Parah banget kan," ujar Ruli.

Rekayasa lalu lintas dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi di ruas Jalan KH Noer Ali atau Kalimalang, Kota Bekasi, sejak Sabtu (6/10/2018) pukul 00.00 WIB.

Rekayasa lalu lintas dilakukan karena akan ada pemasangan empat tiang pancang proyek Tol Layang Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).

Baca juga: Jalan Kalimalang Akan Dialihkan hingga 3 Bulan ke Depan

Pemasangan empat tiang pancang tersebut dilakukan di sekitar Jembatan 6 Kalimalang. Oleh karena itu, Jembatan 6 yang biasanya digunakan pengendara untuk berputar arah Galaxy ke Bekasi ditutup.

Rekayasa lalu lintas dilakukan sepanjang 1,7 kilometer, mulai dari Galaxy hingga Sumber Arta, termasuk penutupan Jembatan 6 Kalimalang.

Selain itu, rekayasa lalu lintas ini akan dilakukan selama 3 bulan mengikuti lama pengerjaan pemasangan empat tiang pancang proyek Tol Becakayu tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com