Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Kaget Pengurusan PTSL Nol Biayanya..."

Kompas.com - 20/10/2018, 07:05 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) menjadi pertanyaan banyak Ketua RT dan RW dalam acara silaturahim bersama Pemerintah Kota Jakarta Selatan, Jumat (19/10/2018) malam.

Salah satunya Abdul Muhid, Ketua RW 006 Manggarai, Tebet yang mengaku kaget PTSL tak dipungut biaya.

"Saya kaget Bapak (Wali Kota) bilang pengurusan PTSL nol biayanya. Soalnya di saya ada biaya pertama pengurusan warga Rp 100.000, pengukuran Rp 100.000 lagi," kata Abdul di GOR Soemantri, Jumat malam.

Abdul meminta agar Pemkot Jakarta Selatan memberi penjelasan ke warga. Sebab banyak warganya yang bertanya-tanya soal program pembuatan sertifikat ini.

Baca juga: Polisi Amankan Rp 40 Juta dari Kades yang Terjaring OTT Pungli PTSL

Asep, Ketua RW 007 Karet, Setiabudi menanyakan soal PTSL juga. Ia mempertanyakan apakah benar pendaftaran bidang yang dilakukan sekarang bisa berbuah sertifikat tanah.

"Sebab setelah saya pelajari dengan BPN, apalagi wilayah saya adalah (tanah eks) kota praja jadi tidak mungkin sertifikat, hanya secarik kertas menyatakan bidang ini terdaftar," kata Asep.

Padahal, ia dan warga lainnya berharap tanahnya bisa disertifikatkan. Ia mempertanyakan bagaimana meningkatkan tanah terdaftar menjadi sertifikat.

Kemudian, Asoka Ketua RW 004 Manggarai Selatan, Tebet menanyakan apa yang harus diperbuat setelah pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) datang.

"Setelah diukur apa yang kami perbuat lagi, Pak? Kabarnya itu yang kami tunggu-tunggu," kata Asoka.

Asoka mengaku kebingungan mencari informasi soal kelanjutan PTSL. Sebab banyak warga yang menagih ke dirinya kapan sertifikasi selesai.

"Ini beban kami jadi Ketua RT. Katanya yang sana sudah terima. Kok kami belum," ujar Asoka.

Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali mengatakan, soal biaya sertifikasi memang 0 rupiah. Namun soal pengurusan tak sepenuhnya gratis.

"Belakangan saya mendengar juga paling besar dikenakan Rp 150.000. Cuma segitu. Itu yang ditanggung Pemprov DKI 282.000 bidang tanah. BPN hanya nanggung 50.000 obyek," kata Marullah.

Marullah mengatakan, dalam waktu dekat ada lebih dari 6.000 sertifikat yang akan diserahkan ke warga Jakarta Selatan. Tahun ini, targetnya ada 332.655 bidang yang harus disertifikasi. Sebanyak 40.665 di antaranya berada di Jakarta Selatan.

Badan Pertanahan Nasional (BPN) DKI Jakarta mencatat ada 1,6 juta bidang tanah di Ibu Kota yang belum disertifikasi. Sebanyak 1,6 juta bidang ini menjadi target sertifikasi BPN DKI hingga 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com