JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui BUMD PT Jakarta Propertindo akan membangun fasilitas pengolahan sampah atau intermediate treatment facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara, pada Desember 2018.
Selain itu, Pemprov DKI memiliki wacana untuk membangun beberapa ITF lainnya di Jakarta, meskipun realisasinya belum bisa dipastikan.
"Di luar (ITF) Sunter, kita akan membangun. Pilihannya 3 atau 4, kita belum tahu, masih ada kajian itu, tetapi harus punya, enggak mungkin cuma punya 1," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (22/10/2018).
Baca juga: ITF Sunter Jadi Proyek Strategis Presiden Jokowi Terkait Energi
Setelah memiliki beberapa ITF mandiri, Pemprov DKI Jakarta akan mengurangi ketergantungan terhadap Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.
Isnawa menyampaikan, TPST Bantargebang rencananya hanya akan dijadikan tempat pembuangan sampah residu.
"Harapan kita dengan adanya ITF, peran Bantargebang sudah harus kita kurangi. Nanti kalau sudah ada ITF di dalam kota, mungkin Bantargebang hanya untuk residu-residu karena memang di setiap ITF ada 10 persen residu," kata dia.
Isnawa mencontohkan, dalam 2.000-an ton sampah yang diolah di ITF, ada 200-an ton sampah residu.
Sampah-sampah residu itulah yang akan dibuang ke TPST Bantargebang.
Pihaknya menargetkan Provinsi DKI Jakarta memiliki beberapa ITF dalam 3-4 tahun ke depan.
Dengan demikian, DKI tidak lagi bergantung pada TPST Bantargebang untuk membuang sampah.
Baca juga: ITF Sunter Akan Ubah 2.200 Ton Sampah Per Hari Jadi 35 Megawatt Listrik
Saat ini, Jakarta membuang seluruh sampah ke TPST Bantargebang yang jumlahnya mencapai 7.000-an ton per hari.
"Ini harapan kita. Jadi, dalam 3-4 tahun, Jakarta akan mandiri. Artinya, enggak bergantung lagi dengan (TPST) Bantargebang," ucap Isnawa.
DKI Jakarta, lanjut Isnawa, tidak bisa selamanya bergantung pada TPST Bantargebang.
Dinas Lingkungan Hidup telah melakukan studi yang hasilnya memperlihatkan bahwa masa hidup (lifetime) TPST Bantargebang paling tidak hanya sampai 2021 atau 2022.
Sebab, kandungan sampah di TPST Bantargebang mendekati 39 juta ton dengan ketinggian hampir 30 meter.
Kondisi itu dikhawatirkan mengakibatkan TPST Bantargebang longsor kala musim hujan dan kebakaran kala musim kemarau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.