Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Kompos Induk Jakarta Barat, Ubah Sampah Organik Jadi Uang

Kompas.com - 27/10/2018, 06:31 WIB
Rima Wahyuningrum,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Kumpulan sampah organik di Jakarta Barat kini telah tertampung dan dimanfaatkan oleh Bank Kompos Induk Satu Hati yang berlokasi di Cengkareng, Jakarta Barat.

Pusat pengolahan kompos tersebut dikelola oleh Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat sejak Febuari 2018.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi pada Jumat (26/10/2018), Bank Kompos Induk Satu Hati berdiri di lahan seluas 300 meter persegi. Memasuki area tersebut, taman yang berisi tanaman hias dengan sebuah gazebo di atas kolam ikan menyambut.

Sebuah dump truck berisi tumpukan sampah organik terparkir di halaman. Ada pula tumpukan pohon hasil tebangan yang belum diolah.

Pada bagian dalam adalah tempat pengolahan sampah dengan mesin penghalus sampah organik berwarna hijau. Ada pula hasil pengolahan sampah yang sedang difermentasi dan diurai untuk dijadikan pupuk kompos.

Selanjutnya, pupuk-pupuk tersebut dibungkus dan kemudian ditampilkan pada rak untuk dijual.

"Untuk bahan baku kompos kami bermitra dengan Sudin Kehutanan Jakarta Barat yang setiap harinya nebangin pohon, yang masih hijau kami olah karena unsur haranya bagus untuk dijadikan pupuk," kata Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat Edy Mulyanto di lokasi, Jumat (26/10/2018).

Bank Kompos Satu Hati di Cengkareng, Jakarta Barat. RIMA WAHYUNINGRUM Bank Kompos Satu Hati di Cengkareng, Jakarta Barat.

Bank Sampah Satu Hati mengolah dua jenis kompos yaitu kompos kering dan kompos cair. Kompos kering berasal dari daun-daun kering yang dikumpulkan petugas kebersihan dari tebangan pohon dan guguran daun di jalan dan perumahan.

Sementara itu, kompos cair berasal dari empat buah pengolahan yaitu fermentasi sabut kelapa, kulit buah, sampah rumah tangga, hingga kotoran hewan.

Setelah pengolahan selesai, kedua jenis pupuk tersebut dijual dengan harga yang bersahabat. Pupuk kering dijual dengan harga Rp 10.000 per 3 pak dengan ukuran 3 kilogram per pak, sedangkan pupuk cair dijual Rp 10.000 per liter.

Saat ini omzet yang didapat mencapai Rp 4.000.000 dari 4 ton per bulan.

"Kita punya bank kompos induk tidak sembarangan. Kita tes di laboraturium IPB (Institut Pertanian Bogor) dan punya bukti otentik kalau hasil di sini bisa di konsumsi ke pasaran," kata Edy.

Tahap pengolahan

Koordinator Bank Kompos Induk Satu Hati, Yustinus Tri Haryanto menyebut, pengolahan pupuk kompos di tempatnya memakan waktu hingga dua minggu.

"Sampah digiling, langsung dihalusin. Dua minggu fermentasi pakai campuran cairan Effective Microorganism 4 (EM 4) sekaligus pengeringan biar airnya tiris," kata Tri di lokasi, Jumat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com