JAKARTA, KOMPAS.com - Pendampingan dan pelayanan psikologis bagi keluarga penumpang Lion Air JT 610 telah dibentuk Polri dan masih berjalan sampai hari ini. Layanan tersebut akan terus berlangsung selama proses identifikasi korban oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) dilakukan.
Kabag Psikologi Polda Metro Jaya AKBP R Jarwo menjelaskan kegiatan ini digelar untuk membantu keluarga korban dengan pendekatan psikologis.
"Kami lebih menyesuaikan diri kepada keluarga korban. Memberikan informasi apapun dan membantu keluarga untuk kuat dan ikhlas," katanya saat ditemui pada Sabtu (3/11/2018).
Baca juga: 20 Psikolog Bantu Keluarga Korban Lion Air JT 610
Layanan psikologis yang diberikan Polri diadakan di 3 ruangan yang tersebar di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Ada sekitar 20-30 personil per harinya, yang dimulai dari hari Selasa.
"Sudah 92 keluarga yang kami berikan pendampingan. Kami juga menaruh pendamping di Hotel Ibis Cawang, posko yang dibuka Lion Air, sebanyak 10 orang," tambah Jarwo.
Ia menuturkan, dukungan psikologis dilakukan dengan cara observasi kepada keluarga penumpang Lion Air JT 610.
"Kami terbuka terhadap keluarga untuk mencurahkan apa yang dirasakan dan dipikirkan supaya bisa membagi beban psikologisnya. Durasi tergantung masing-masing orang," kata Jarwo.
Baca juga: Psikolog Siaga di Bandara Depati Amir Dampingi Keluarga Korban Lion Air JT 610
Jumlah keluarga korban yang datang ke ruang pendampingan dan pelayanan penumpang pesawat penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang tercatat cukup banyak.
Dibandingkan hari pertama proses pencarian, yakni Selasa lalu yang mencapai 400 orang, hari ini tercatat ada 160 orang datang ke ruangan pendampingan dan pelayanan psikologis tersebut.
Terdapat juga tempat khusus untuk anak-anak di pojok ruang layanan pendampingan. Bagian itu untuk menjaga psikologis anak-anak dari keluarga korban yang datang.
"Ada sampai 10 anak yang kami ajak ke sana, biasanya kami ajak menggambar, nyanyi, dan bermain," tambahnya.
Baca juga: Posko Lion Air di Bandara Halim Tak Lagi Layani Aduan Keluarga
Berbagai bentuk pendampingan ini dilakukan agar keluarga korban lebih siap menerima kondisi dan informasi apapun nantinya.
Jarwo menambahkan, layanan psikologis untuk keluarga korban masih terus dilakukan sampai Tim DVI berhasil mengidentifikasi seluruh korban yang telah ditemukan.
"Setelah proses dari Tim DVI selesai, apabila keluarga korban masih merasa perlu pendampingan psikologis, kami nanti bantu rujuk ke psikolog profesional," sebut Jarwo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.