Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Baru Kasus Pembunuhan Perempuan dalam Lemari di Kos Mampang

Kompas.com - 26/11/2018, 06:20 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

"Sebelumnya korban ini memang sempat cekcok (dengan tersangka). Ketika dia pulang sampai kos, ada perkataan mereka disuruh pergi saja karena mengganggu kehidupan dia," kata Indra.

Kedua tersangka diketahui menginap selama sepekan di kos korban. Yustian mengenal korban melalui Facebook, sedangkan NR merupakan rekan kerja korban di tempat karaoke.

Baca juga: Polisi Cari Satu Saksi Kunci Pembunuhan CIP di Mampang

Sebagai teman, CIP pun mengizinkan kedua tersangka tinggal bersamanya karena mereka belum mendapatkan tempat kos di Jakarta.

Kedua tersangka berencana pindah dari kos korban setelah mendapat uang tip dari seorang pelanggan senilai Rp 1,8 juta yang dititipkan kepada korban.

Namun, korban hanya memberikan uang senilai Rp 500.000 kepada korban. Hal itu semakin membuat tersangka merasa kesal kepada korban.

"Ya intinya mereka ingin mendapatkan uang lebih dari itu kalau mereka ingin keluar dari kos (CIP). NR ini merasa bahwa ada perjanjian atau mungkin ada juga informasi bahwa dia akan mendapatkan sejumlah uang Rp 1,8 juta itu," ujar Indra. 

Indra menyebut polisi akan terus melakukan investigasi terkait apakah ada latar belakang lainnya yang memicu pembunuhan pada CIP.

Saksi Kunci

Polisi telah mengantongi dua nama yang menjadi saksi kunci pembunuhan CIP. Mereka adalah teman perempuan CIP yang keluar bersama korban dan NR pada Sabtu malam, sehari sebelum pembunuhan itu terjadi.

Nantinya, lanjut Indra, saksi kunci tersebut akan dipanggil untuk memberikan keterangan terkait peristiwa yang terjadi antara CIP dan NR.

"Saksi kunci sekarang lagi kami cari. Sudah ada dua nama yang sudah kami kantongi untuk kami panggil, yang keluar pada saat malam minggu itu," kata Indra di Mapolda Metro Jaya.

Baca juga: Pengakuan Pembunuh CIP di Kamar Kos di Mampang

Selain itu, polisi juga memburu pelanggan yang disebut NR menjanjikan uang tip sebesar Rp 1,8 juta. Pelanggan itu merupakan tamu tempat karaoke dimana NR dan CIP bekerja.

Pelanggan itu menitipkan uang tip kepada CIP untuk diberikan kepada NR. Namun, CIP hanya memberikan uang senilai Rp 500.000.

"Itu (tamu) yang belum. Nanti kalau sudah kami temukan yang bersangkutan, baru kami cek yang sebenarnya dia janjikan. Karena menurut pengakuan dia (NR), dia hanya mendapatkan Rp 500.000 dari tamu itu," kata Indra.

Transportasi Online

Sebuah perusahaan aplikasi transportasi online akan diperiksa polisi untuk melacak jejak perjalanan CIP dan NR pada Sabtu (17/11/2018) malam. 

Diketahui, CIP dan NR mengunjungi sebuah tempat hiburan di mana tempat hiburan tersebut bukan tempat mereka bekerja. Mereka pergi ke tempat hiburan itu mulai Sabtu pukul 21.30 WIB hingga Minggu pukul 07.00 WIB.

Baca juga: Ada Bekas Lilitan di Leher Korban Pembunuhan di Mampang

Berdasarkan hasil pemeriksaan, NR mengaku tidak mengetahui lokasi tempat hiburan yang dikunjunginya.

"Kami mencoba memanggil beberapa saksi, termasuk beberapa ada perusahaan aplikator juga karena mereka selama ini menggunakan jasa transportasi umum salah satu aplikator," kata Indra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com