Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Keluhkan Lumpur Hasil Pengerukan Situ Pedongkelan yang Dibuang ke Permukiman

Kompas.com - 27/11/2018, 20:03 WIB
Cynthia Lova,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Warga di RW 005, RT 006, Jalan Situ Pedongkelan, Kecamatan Cimanggis, Kelurahan Tugu, Depok mengeluhkan keberadaan lumpur yang berasal dari pengerukan situ Pedongkelan.

Pengerukan situ ini dilakukan pihak Pemerintah Kota Depok dalam rangka normalisasi.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, terlihat situ Pedongkelan dipenuhi sampah.

Terlihat pula lumpur dari pengerukan situ yang berwarna hitam pekat di sekitar rumah warga. Bau amis menyeruak dari situ dan lumpur hasil pengerukan situ tersebut.

Bambang Tamtomo (67), warga yang rumahnya dekat tumpukan lumpur, mengaku kaget ketika rumahnya dikelilingi tumpukan lumpur dari situ Pedongkelan.

“Saya tidak ada di rumah pas awal pengurukan karena di Cipanas, eh tahu-tahunya pas pulang ke rumah, saya lihat rumah saya sudah dipenuhi lumpur. Ada kali 1 hingga 1,5 meter ya kedalamannya,” ujar Bambang di kediamannya, situ Pedongkelan, Kecamatan Cimanggis, Kelurahan Tugu Depok, Selasa (27/11/2018).

Baca juga: Penataan Situ Pedongkelan Ditargetkan Rampung Desember

Bambang mengatakan, aroma menyengat dari lumpur tersebut menganggunya. Apalagi jika hujan turun.

“Sangat mengganggu pernapasan ya, orang mah pagi-pagi bisa cium udara segar ya. Ini saya malah cium aroma menyengat dari lumpur yang sudah bercampur dengan sampah, lihat saja itu sampah plastik, bau amis, apalagi pas hujan,” ucap Bambang.


Tak hanya menimbulkan bau yang membuat warga khawatir, tumpukan lumpur itu membuat aliran air hujan terhambat hingga nyaris menggenangi perumahan warga.

Sementara itu, Sofinal Darwis, Ketua RW 005, mengatakan, pihaknya telah mengadukan masalah ini ke pihak Pemerintah Kota Depok. Namun, kata dia, keluhan warga itu belum direspons.

Ia juga menyampaikan, lumpur dan sampah yang dikeruk dengan dua ekskavator di bagian tepi situ itu dipindahkan ke lahan kosong yang berada di depan permukiman warga.

Dampaknya, tumpukan lumpur bercampur sampah lebih tinggi dibanding permukaan rumah warga sehingga rumah warga seolah tenggelam dalam lumpur.

“Jadi tanah warga digali. Hasil galiannya diuruk ke pinggir situ, bekas lubang galian tersebut diisi lumpur dari situ dengan kedalaman hampir 1,5 meter, entah 2 meter, dan ada yang sampai masuk ke rumah warga ampas-ampasnya,” ujar Sofinal.

Kondisi Setu Pedongkelan sehabis hujan, Selasa (27/11/2018)KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA Kondisi Setu Pedongkelan sehabis hujan, Selasa (27/11/2018)

Lumpur yang masih basah tersebut pun dinilainya membahayakan anak-anak yang bermain di bagian tengah lumpur yang masih digenangi air.

Ia khawatir anak-anak terjeblos ke lumur yang masih basah di bagian tengahnya itu.
"Anak-anak itu selalu diomeli kalau main di bagian yang masih basah,” ujar dia.

Baca juga: Situ Pedongkelan, Riwayatmu Kini...

Halaman:


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com