Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap pada Perbaikan Stadion Benteng di Tangerang

Kompas.com - 30/11/2018, 13:16 WIB
David Oliver Purba,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang berencana menghibahkan salah satu aset milik mereka, Stadion Benteng, ke Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang. Secara resmi Stadion Benteng akan diserahkan pada pekan kedua Desember.

Pemkot Tangerang sudah menyiapkan rencana untuk memanfaatkan kembali stadion yang kini dalam kondisi memprihatinkan itu.

Bau pesing, tidak terawat

Kondisi Stadion Benteng di Jalan Taman Makam Pahlawan Taruna, Tangerang, kian memprihatinkan.

Baca juga: Usai Diperbaiki, Stadion Benteng Tangerang Tak Lagi untuk Sepak Bola

Kompas.com yang mendatangi stadion itu pada Kamis (29/11/2018) melihat kondisi gedung yang sudah usang.

Cat bangunan tersebut pudar dan mengelupas. Atap stadion juga terlihat berkarat.

Sementara itu, halaman parkir stadion tampak ditumbuhi rumput liar dan pohon-pohon yang tidak terawat. Ada pula bagian bangunan yang dindingnya dipenuhi coretan cat pylox. Belum lagi bau pesing yang tercium di setiap sudut gedung.

Kondisi Stadion Benteng yang berada di Jalan Taman Makam Pahlawan Taruna, Tangerang, kian memprihatinkan. Stadion yang hendak dijadikan sebagai olahraga indoor oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang itu tampak tidak terawat, Kamis (29/11/2018). KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Kondisi Stadion Benteng yang berada di Jalan Taman Makam Pahlawan Taruna, Tangerang, kian memprihatinkan. Stadion yang hendak dijadikan sebagai olahraga indoor oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang itu tampak tidak terawat, Kamis (29/11/2018).

Sejumlah kantor sekretariat yang berada di stadion tampak tutup dan digembok. Bagian dalam kantor tersebut terlihat tidak terawat jika ditengok dari jendela.

Saat masuk ke dalam stadion menuju tribun, tampak rembesan air dari atap yang bocor. Sebuah kaleng cat diletakkan untuk menampung tetesan air tersebut.

Tribun penonton di dalam stadion terlihat seperti bangunan tua yang sudah tak laik untuk didatangi.

Baca juga: Stadion Benteng Tak Terawat karena Ditinggal Petugas Pemeliharanya

Cat berwarna ungu yang pudar serta atap tribun yang sudah tua dan berkarat seolah-olah memperlihatkan bahwa atap tersebut tak akan bertahan lama.

Kompas.com sempat mengira tribun yang mengelilingi stadion merupakan dinding pembatas. Hal itu dikarenakan tribun telah dipenuhi ilalang.

Sementara itu, lapangan pada stadion itu tak layak untuk dijadikan sebagai lapangan pertandingan sepak bola profesional.

Telantar sejak 2010

Pengurus Stadion Benteng, Aen mengatakan, pemeliharaan stadion telah berhenti sejak 2010. Sejak saat itu, tidak lagi ada penjaga atau petugas yang memelihara stadion.

Namun, lapangan stadion masih tetap digunakan, salah satunya untuk pertandingan sepak bola tingkat junior.

Baca juga: Stadion Benteng Jadi Tempat Kambing dan Sapi Warga Merumput

Terkait alasan penghentian pemeliharaan, Aen mengaku tidak tahu karena tanggung jawab mengenai pemeliharaan itu ada di Pemerintah Kabupaten Tangerang sebagai pemilik Stadion Benteng.

Kondisi Stadion Benteng yang berada di Jalan Taman Makam Pahlawan Taruna, Tangerang, kian memprihatinkan. Stadion yang hendak dijadikan sebagai olahraga indoor oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang itu tampak tidak terawat, Kamis (29/11/2018). KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Kondisi Stadion Benteng yang berada di Jalan Taman Makam Pahlawan Taruna, Tangerang, kian memprihatinkan. Stadion yang hendak dijadikan sebagai olahraga indoor oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang itu tampak tidak terawat, Kamis (29/11/2018).

"Sebelumnya pemeliharaannya ya sampai 2010. Kemarin-kemarin latihan Persita, junior-junior juga latihan. Kalau sewa sih enggak ya, kalau mau main ya main saja, tapi mereka yang jaga kebersihan di dalam," ujar Aen.

Wacana convention hall

Pada tahun 2008, Pemkot Tangerang berencana memugar stadion berumur 29 tahun itu menjadi convention hall. Namun, hal itu urung dilakukan karena status aset saat itu masih merupakan milik Pemerintah Kabupaten Tangerang yang letaknya ada di wilayah Pemerintah Kota Tangerang.

Pusat olahraga indoor

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Dadi Budaeri mengatakan, Pemkot Tangerang akan menjadikan Stadion Benteng sebagai pusat olahraga indoor.

Baca juga: Kondisi Stadion Benteng Tangerang yang Ditumbuhi Rumput Liar dan Coretan

Pengerjaan stadion akan dimulai setelah Pemerintah Kabupaten Tangerang resmi menyerahkan kepemilikan stadion itu ke Pemkot Tangerang pada pekan kedua Desember.

Rencananya, di Stadion Benteng yang baru tersebut akan dibangun beberapa lapangan bulu tangkis dan basket seperti yang ada di Istora Senayan, Jakarta.

Pemkot Tangerang tidak ingin menjadikan Stadion Benteng sebagai stadion sepak bola karena letaknya yang berada di tengah kota.

Stadion Benteng diresmikan pada tanggal 11 Januari 1989, tepat setelah 20 tahun lebih Kota Tangerang berdiri dan terpisah dari Kabupaten Tangerang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com