Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab TPU Semper Sering Terendam Banjir Saat Musim Hujan

Kompas.com - 04/12/2018, 14:46 WIB
Ardito Ramadhan,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Pemakaman Suku Dinas Kehutanan Jakarta Utara Syafdarifal mengungkap faktor penyebab banjir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semper.

Dia menuturkan, banjir diduga disebabkan oleh lokasi TPU Semper yang berada di bawah permukaan laut dan saluran air.

"Salah satunya mungkin adalah posisinya di bawah permukaan air laut. Jadi, memang kondisi tanah kita itu di bawah kondisi saluran air kalau enggak salah ya," kata Syafdarifal saat dihubungi, Selasa (4/12/2018).

Baca juga: Hujan Deras, Area Permakaman Ini Terendam Banjir

Syafdarifal menjelaskan, kondisi tersebut membuat air yang membanjiri TPU Semper tidak bisa cepat surut karena saluran air yang tidak menampung debit air.

"Kalau untuk tampungan dia sendiri kan harusnya cepat ya dia serap, kalau enggak ada air dari luar kan enggak secepat itu kan genangannya," kata Syafdarifal.

Ia melanjutkan, banjir semakin sulit surut apabila hujan deras terus mengguyur. Ia menyebut, pompa berjenis alkon sudah sempat dikerahkan namun tidak berfungsi optimal.

Baca juga: Sempitnya Saluran Air Jadi Penyebab Genangan di Jakarta Barat

"Kami nyedot pakai (pompa) alkon, dua hari ngeluarin mereka tiba-tiba hujan. Cuma sehari saja, dalam setengah hari dari pagi sampai siang, airnya sudah masuk lagi," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, petak-petak makam di TPU Semper terendam banjir menyusul hujan deras yang mengguyur kawasan itu dalam beberapa waktu terakhir.

Sejumlah warga menyebut, banjirnya TPU Semper merupakan fenomena tahunan yang selalu terjadi ketika musim hujan tiba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com