Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larang Kantong Plastik Sekali Pakai, DKI Sarankan Pedagang Pasar Pakai Ini

Kompas.com - 21/12/2018, 15:42 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menanggapi rencana pemerintah untuk melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai pada Januari 2019 mendatang, sejumlah pedagang pasar sempat mengutarakan kebingungannya mengenai kebijakan tersebut.

Kebingungan ini diutarakan oleh para pedagang Pasar Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu lalu (19/12/2018) saat ditemui Kompas.com, di lokasi. 

Faisal (42), salah satu pedagang daging yang belum mengerti mengenai kebijakan tersebut mengungkapkan, tas ramah lingkungan tidak akan cukup membawa daging yang bertekstur basah.

"Pasti akan netes-netes begitu airnya saya rasa. Kalau mau, ya berarti buat yang memang bisa tahan air seperti plastik juga," ujar Faisal.

Baca juga: Pemprov DKI Akan Larang Penggunaan Kantong Plastik, Ini yang Dilakukan Indomaret

Nurmala (51), salah satu pedagang sayur di sana juga mempertanyakan tas ramah lingkungan tersebut.

"Kantongnya itu menurut saya harus yang gampang dicari. Karena kan biasa kami cuma pakai plastik, tinggal diambil nantinya apakah sama atau bagaimana," ucap Nurmala.

Menanggapi hal tersebut, Rahmawati selaku Kepala Seksi Pengolahan Sampah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengungkapkan bahwa pedagang masih bisa menggunakan plastik kemasan.

"Yang digunakan untuk daging, sayuran, yang diperkenankan boleh itu kantong kemasan (atau) kantong kiloan yang putih bening itu," kata Rahmawati ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (21/12/2018).

Rahmawati menegaskan, penggunaan plastik kiloan ini masih diperbolehkan asalkan yang digunakan bukan kantong kresek.

Pemerintah Provinsi DKI akan menerapkan pelarangan penggunaan kantong plastik sekali pakai lantaran menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di Jakarta.

Baca juga: Inaplas: Plastik Dilarang, Investasi 10 Miliar Dollar AS Terancam

"Berdasarkan pemantauan kami di lapangan, dari 7.250 ton sampah Jakarta per hari itu, di kisaran 14 persennya adalah sampah-sampah dari material plastik. Nah,dari angka itu ada di kisaran 1 persen adalah kantong kresek (plastik)," ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji di Pasar Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (18/12/2018) lalu.

Ia mengatakan, dalam satu hari, warga Jakarta menghasilkan 10,15 ton sampah yang hanya berasal dari kantong plastik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com