Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Sentiong Tercemar, Warga Dinilai Lebih Suka Pakai Detergen Berbusa Banyak

Kompas.com - 03/01/2019, 11:45 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan hard detergen karena bisa menghasilkan busa yang lebih banyak.

Busa yang lebih banyak membuat sugesti bahwa pakaian yang dicuci akan lebih bersih.

"Jadi tipikal limbah sisa detergen di Indonesia itu kebanyakan menggunakan tipe hard detergen dengan kadar yang keras. Ditambah lagi orang Indonesia percaya detergen itu harus ada busa yang sifatnya keras," kata Isnawa di Kelurahan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (2/1/2018).

Isnawa menjelaskan, Balai Sertifikasi Industri dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia telah mengeluarkan aturan Standar Nasional Indonesia 4594 tahun 2010 tentang detergen bubuk.

Baca juga: Kali Sentiong Tercemar, DKI Harap Ada Regulasi soal Penggunaan Detergen

Aturan itu mengatur empat poin yakni kadar pH larutan 1,0 persen pada deterjen harus berada diantara angka 9,5 sampai 11, bagian tidak larut dalam air maksimal 10 persen, kadar surfactan minimal 14 persen, kadar biodegradasi surfactan minimal 80 persen, dan kandungan fosfat maksimal 15 persen.

Menurut Isnawa, negara-negara maju seperti Jepang dan Australia telah menggunakan soft deterjen yang tidak mengandung fosfat. Tipe detergen itu tidak akan mengeluarkan buih busa.

"Bahan detergen di Indonesia ini hard detergen. Kalau kita bandingkan dengan negara-negara maju, mereka sudah menggunakan yang namanya soft detergen di mana tidak ada kandungan fosfat," kata Isnawa.

"Sedangkan kita masih menggunakan batasan-batasan pada detergen yang digunakan, sehingga pasti akan menghasilkan busa dan biasanya tidak ramah lingkungan," lanjut dia.

Baca juga: Anies Sebut Busa Kali Sentiong dari Detergen Limbah Rumah Tangga

Oleh karena itu, pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta berencana menetapkan regulasi yang mengatur penggunaan detergen yang lebih ramah lingkungan.

"Harapannya mungkin nantinya deterjen yang ada di Jakarta bisa lebih ramah lingkungan. Jika deterjen tetap menghasilkan busa, tetapi harus berdampak positif terhadap lingkungan," kata Isnawa.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, busa yang muncul di permukaan Kali Sentiong, Kemayoran disebabkan air mengandung kadar limbah detergen yang tinggi.

Limbah detergen itu berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar Danau Sunter. Kemudian, air itu dipompa untuk dialirkan menuju Kali Sentiong.

"Terkait dengan Kali Sentiong tadi kita lihat bahwa limbah detergen dari berbagai sumber khususnya rumah tangga itu sangat luar biasa tinggi," kata Anies, Rabu.

Informasi terkait busa di Kali Sentiong diunggah oleh akun Instagram @jktinfo pada Selasa (1/1/2019) dan menjadi viral di sosial media.

"Nampak busa menutupi permukaan air di Kali item Sunter," bunyi keterangan unggahan video itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com