Agus mengatakan, tarif kompensasi lahan serta biaya pengelolaan pasar untuk pedagang pelataran (K-5) yang berjualan di Pasar Induk Kramatjati dipastikan naik dari tarif yang ditetapkan sebelumnya.
"Sebenarnya kenaikan ini kan adalah penyesuaian. Karena tarif tersebut sudah berlaku dari tahun 2004 sampai 2018," kata Agus.
Tarif kompensasi lahan mengalami kenaikan Rp 585.600 per meter persegi per tahun.
Baca juga: Tarif Kompensasi Lahan dan Retribusi Tak Hanya Berlaku di Pasar Induk Kramatjati
Sementara itu, tarif retribusi mengalami kenaikan Rp 2.970 per meter persegi per hari.
"Kalau tarif kompensasi lahan sebelumnya Rp 1.500.000 menjadi Rp 2.085.600 dan tarif retribusi BPP dari Rp 11.000 menjadi Rp 13.970," ujarnya.
Besaran ini akan berlaku terhadap 380 pedagang pelataran (K-5) yang berada di bawah binaan PD Pasar Jaya.
Baca juga: Pengelola Berlakukan Tarif Baru Sewa Lapak dan Retribusi di Pasar Induk Kramatjati
"Di Pasar Induk Kramatjati ada 380 PKL. Sudah kami sosialisasikan semua dan mereka justru senang karena ini sebagai tanda legalitas," tutur Agus.
Kenaikan tarif kompensasi lahan serta biaya pengelolaan pasar untuk pedagang pelataran (K-5) di Pasar Induk Kramatjati dikeluhkan para pedagang.
Hal ini disebabkan kenaikan tersebut dirasa cukup berat.
"Ya berat, Mbak, kami pendapatan enggak seberapa apalagi dengan kenaikan yang tinggi," ujar salah satu pedagang, Runi (62) saat ditemui wartawan di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (16/1/2019).
Baca juga: Kata Pedagang soal Operasi Beras Medium di Pasar Induk Cipinang
Pedagang makanan yang sudah berjualan dari tahun 1975 tersebut mengaku baru kali ini ia harus membayar biaya kompensasi.
"Memang kalau retribusi sebelumnya Rp 11.000, tetapi kalau yang sewa per tahun itu berat," kata dia.
Pedagang lain, Hengki (47) juga tidak setuju dengan kenaikan tarif tersebut.
Baca juga: Stok Beras Premium Mendominasi di Pasar Induk Cipinang
"Tanya saja sama semua di sini, mungkin merasa keberatan juga ya, itu cukup besar kenaikannya," ujarnya.
"Masih berharap agar enggak naik, kalau pun naik mungkin Rp 200.000 saja begitu," lanjut Hengki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.