DEPOK, KOMPAS.com- Fogging atau tindakan pengasapan dikenal dinilai belum efektif membasmi nyamuk penyebab demam berdarah.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Depok, Novarita saat ditemui di ruangannya.
"Fogging mematikan nyamuk dewasa, namun tidak mematikan telur-telur nyamuk yang dihasilkan dari nyamuk dewasa tersebut," ujar Novarita di Balai Kota Depok, Senin (28/1/2019).
Padahal setelah mengisap darah, nyamuk Aedes aegypti betina akan bertelur.
Baca juga: 38 Warga Positif DBD, Pemkot Jakut Sebut Belum Perlu Fogging
"Nyamuk tersebut dapat bertelur hingga 5 kali selama hidupnya, yang biasanya berlangsung selama dua minggu hingga satu bulan. Jadi tiap 1 nyamuk akan menetas rata-rata 800 telur nyamuk per siklusnya," ujar Novarita.
Telur diletakkan pada permukaan yang basah atau air tergenang, misalnya lubang pohon dan kontainer buatan manusia seperti tong, ember, vas bunga, pot tanaman, tangki, botol bekas, kaleng, ban, pendingin air, dan lainnya.
"Jadi memang sebenarnya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim penghujan dan memang sangat efektif, " ujar Novarita.
Baca juga: Hingga Pengujung Januari, Ada Ratusan Pasien DBD Baru di Depo
Selain dinilai efektif untuk membasmi nyamuk, PSN juga dinilai lebih murah dan lebih mudah dilakukan masyarakat.
"Lebih murah dong kalau fogging kan bayar kalau wilayah tersebut mengajukan, " ucap Novarita.
Program PSN dilakukan dengan 3 M.
1. Menguras dengan membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain
2. Menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya
3.Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Depok mencatat penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) dari 1 Januari 2019 sampai 25 Januari 2019 sudah ada 314 orang.
"314 orang yang menderita DBD tersebut menyebar di 54 keluarahan dari 63 kelurahan yang ada di kota Depok," ucap Novarita di Balai Kota Depok, Jalan Margonda, Senin (28/1/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.