JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo akan berdiskusi dengan dua perusahaan swasta pengelola air, Palyja dan Aetra, terkait penghentian swastanisasi air.
Diskusi untuk menentukan kebijakan yang akan diambil DKI dalam mengambil alih pengelolaan air Jakarta.
"Kami akan berdiskusi dengan swasta, lalu akan muncul satu dari tiga cara itu," kata Bambang kepada wartawan, Rabu (13/2/2019).
Baca juga: Upaya Gubernur Hentikan Swastanisasi Air Jakarta Ditentang
Diskusi ditargetkan berlangsung setiap pekan selama sebulan ke depan.
Hasil dari diskusi bakal dituangkan ke dalam head of agreement (HOA) atau kesepakatan sebelum adanya perjanjian baru.
"Kami lihat dulu yang akan kami lakukan apa untuk perbaikan layanan ini, intinya begitu. Kesepakatan kedua belah pihaknya ini dulu apa," ujar dia.
Baca juga: Kebijakan Swastanisasi Air Dikritik, Anies Pastikan Sudah Dikaji
Bambang enggan disebut melanjutkan kontrak lama dengan kedua perusahaan swasta.
Ia memastikan akan ada perubahan kerja sama yang arahnya mengambil alih pengelolaan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Tim Evaluasi Tata Kelola Air Minum telah mengumumkan hasil kajian selama enam bulan terakhir.
Baca juga: Alasan DKI Tak Pilih Putus Kontrak Swastanisasi Air
Tim tersebut mengkaji berbagai opsi yang bisa dilakukan DKI untuk menghentikan swastanisasi.
Langkah yang dipilih yakni lewat mekanisme perdata atau renegosiasi antara PAM Jaya dengan Palyja dan Aetra.
Renegosiasi bisa menghasilkan pembelian dua perusahaan swasta oleh DKI, perjanjian kerja sama untuk mengkahiri kontrak, atau pengambilalihan sebagian sebelum kontrak habis di 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.