Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Rencana Pembangunan Stadion BMW, Rumah Masa Depan bagi Persija

Kompas.com - 18/02/2019, 06:52 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

"Kemarin GBK untuk musik atau seni bermasalah dengan rumput. Nah kami antisipasi dengan konsep desainnya ada beberapa altenatif, apakah grass-nya bisa movable. Jadi bisa dimasukin basement, atapnya juga movable," kata Iwan.

Selain rumput yang bisa dipindahkan, atap stadion juga dirancang bisa dibuka-tutup.

Di depan stadion, bakal ada plaza multifungsi yang memuat layar besar.

Baca juga: Ada Usulan, Stadion BMW Diberi Nama MH Thamrin

Layar berkapasitas besar tak hanya ada di dalam, namun juga di plaza. Plaza juga bisa dijadikan tempat salat.

Antibentrok dan anticalo

Akses tiket dan penonton juga akan diatur sedemikian rupa sehingga tak akan ada penumpukan maupun calo.

"Jadi kami punya aplikasi nantinya sistem analisis di perencanaan kami bisa menganalisa pergerakan suporter sehingga bisa termitigasi, mengantisipasi potensi bentrok saat high match," ujar Iwan.

Sistem ticketing dan akses masuk yang terintegrasi diyakini juga bakal memberantas budaya percaloan.

"Jadi nanti istilahnya tumpukan antrean orang beli tiket lagi atau calo lah sebisa mungkin kami redam. Sehingga di lapangan tidak ada lagi antrean dan keluhan dari masyarakat," ujar Iwan.

Terhubung berbagai moda

Stadion BMW diyakini bakal jadi pusat perekonomian baru dengan terhubungnya berbagai moda transportasi, mulai dari LRT, MRT, dan Transjakarta.

"Ada malnya, hotel, kantor, jadi menjadi satu kesatuan kawasan pengembangan terpadu," ujar Iwan.

Baca juga: Disiapkan Jadi Kawasan Terpadu, Stadion BMW Bakal Ada Mal, Hotel, hingga Kantor

Moda raya terpadu (MRT) fase II yang awalnya direncanakan sampai di Kampung Bandan, kini diusulkan agar melewati Ancol dan berakhir di Taman BMW.

Lahan cocok tanam untuk warga

Taman BMW yang dulunya dinaungi sekitar 4.444 keluarga, kini hanya menyisakan 533 keluarga.

Warga Kampung Bayam yang bermukim secara ilegal digusur sejak 2008 untuk pembangunan taman.

Mereka yang tersisa, kini akan dirangkul untuk sama-sama mengelola stadion.

Iwan mengatakan, ada sebagian dari 26 hektare yang tidak akan dibangun untuk warga.

Kehadiran stadion diharapkan bisa membangkitkan perekonomian warga sekitar.

"Itu jelas instruksi Pak Gubernur bahwa jangan lupakan masyarakat Kampung Bayam yang ada di situ. Dasar pemikiran kami adalah kegiatan kemasyarakatan akan kami akomodir, seperti urban farming," kata Iwan.

Baca juga: Stadion BMW Bakal Lebih Besar dari Stadion GBK

Selain itu, Iwan juga mengungkapkan adanya penataan kampung warga.

"Adapun relokasi di situ, minggu depan kami mulai koordinasi dengan Pemda DKI. Minggu kemarin hari Senin dari Asisten Perekonomian DKI sudah mengarahkan kami supaya mulai memikirkan itu, jadi bagaimana solusinya," ujar Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com