Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Preman Bertahun-tahun Intimidasi Pekerja Jalan Tol Cijago

Kompas.com - 27/02/2019, 09:11 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Tim Jaguar Polresta Depok menangkap 20 orang yang diduga preman karena telah mengintimidasi para pekerja Jalan Tol Cinere-Jagorawi saat akan melakukan pengerjaan di Kompleks Pelni, Bakti Jaya, Sukmajaya.

Kepala Tim Jaguar Polresta Depok Iptu Winam Agus mengatakan, penangkapan tersebut berawal saat pihaknya melakukan pengamanan pengerjaan proyek Jalan Tol Cijago. Saat itu para petugas tersebut dihampiri para preman yang mengaku telah menguasai lahan tersebut.

"Karena ada laporan Jalan Tol Cijago tersebut masih tidak bisa dibebaskan, untuk itu kami berjaga di sana dalam rangka pengamanan pengerjaan jalan tol tersebut," kata Winam di Polresta Depok, Senin (25/2/2019).

Baca juga: Polisi Tangkap 20 Orang yang Diduga Intimidasi Pekerja Tol Cijago

Polisi kemudian mencari tahu markas sejumlah orang yang kerap melakukan intimidasi itu. Mereka akhirnya ditangkap tak jauh dari lokasi proyek Tol Cijago.

"Kami menangkap mereka di markasnya yang tidak jauh dari lokasi. Kami geledah dan temukan adanya senjata tajam di dalam markas mereka," kata dia.

Winam mengatakan, senjata tersebut digunakannya untuk mengintimidasi pekerja jalan tol.

"Menurut cerita dari masyarakat sekitar, mereka ini mengancam mau menganiaya, mau membacok para pekerja tol tersebut apabila melakukan pengerjaan pembangunan Tol Cijago ini," kata dia.

Ia mengatakan, intimidasi pekerja Jalan Tol Cijago sudah berlangsung lama. Hal itu menyebabkan pengerjaan Tol Cijago terhambat.

"Kasihan para pekerja ini mulai dari tahun 2005 sampai 2018 ini belum selesai-selesai karena beberapa oknum yang menghambat pengerjaan tersebut dan menguasai lahan tersebut," ucapnya.

Ingin dapat ganti rugi

Para preman itu mengintimidasi demi menguasai lahan. Mereka berharap bisa diberikan uang ganti rugi oleh pengembang jalan tol tersebut.

Para preman itu mengaku dari PT Gama Setya Perumahan Pelni.  

"Ya mereka ini preman yang ingin menguasai lahan dengan mengaku-ngaku dari PT Gama Setya Perumahan Pelni dan mengakui lahan tersebut adalah hak miliknya. Padahal Gama Setya ini sudah tidak ada," ucap Winam.

Winam mengatakan, saat para petugas meminta bukti hak kepemilikan lahan tersebut, para preman itu tidak memiliki bukti.

“Mereka seakan-akan menguasai lokasi itu dengan surat yang sah, tapi dia tidak bisa menunjukkan surat yang sah itu,” ujar Winam.

Saat ini 20 orang reman tersebut masih diperiksa di Polresta Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com